Kandungan Gizi pada Menu Makanan Bergizi Gratis Disorot PSU Kabupaten Tasikmalaya

kandungan gizi pada makanan bergizi gratis disorot
Septiyan Hadinata, Koordinator PSU Kabupaten Tasikmalaya.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Tasikmalaya kian disorot. Pergerakan Solidaritas Ummat (PSU) menilai masih ada sajian menu yang asal-asalan sehingga tidak memenuhi standar gizi anak sekolah.

Koordinator PSU Kabupaten Tasikmalaya, Septiyan Hadinata, mengungkapkan keprihatinannya setelah menu MBG di salah satu sekolah di Kecamatan Cisayong menjadi viral di media sosial.

“Kalau melihat menu yang ramai diperbincangkan itu, jelas tidak sesuai standar gizi. Lauknya hanya kulit ayam, padahal menurut ahli gizi kulit ayam hanya mengandung lemak jenuh, sangat minim protein dan vitamin,” ujarnya.

Baca Juga:Karya Jurnalis Radar Tasikmalaya Masuk 5 Besar Nominasi Penghargaan Karya Jurnalistik tentang Anak oleh UNICEFManajemen Talenta di Kota Tasikmalaya: Inovasi atau Jalan Pintas Promosi Jabatan?

Septiyan menegaskan, sajian seperti itu tidak akan menunjang pemenuhan gizi anak, terlebih untuk mendukung pertumbuhan mereka.

“Kalau mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG), kebutuhan anak sekolah sekitar 2.100 kalori per hari. Dengan menu seperti ini jelas tidak tercapai,” tegasnya.

Ia pun mendorong penyelenggara MBG untuk konsisten menerapkan standar gizi sesuai arahan Kementerian Kesehatan. Juga meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) melakukan evaluasi menyeluruh.

“Program MBG sebenarnya tujuan awalnya sangat baik, tapi kalau pelaksanaannya justru menyajikan menu asal-asalan, hasilnya malah kontraproduktif. Harapan kami ke depan kualitas menunya lebih baik dan sesuai standar,” kata Septiyan.

Tanggungjawab Sekolah

Kepala SDN 3 Ciamis, Irwan Setiawan MPd, menyebut sekolahnya sudah menerima program MBG sejak Februari 2025 dan hingga kini berjalan baik tanpa masalah.

“Selama ini sekolah menerima MBG baik-baik saja dan terbantu dalam memenuhi kebutuhan gizi para siswa. Belum pernah kejadian, kondisi makanan basi,” katanya kepada Radar, Minggu (21/9/2025).

Menurutnya, pengecekan makanan dilakukan penanggung jawab MBG di sekolah dengan memastikan tidak berlendir, warna masih alami, tekstur tidak berubah, rasa tidak asam, dan aroma tetap segar.

Baca Juga:Tak Berubah, Gaya Komunikasi Kadinsos Kota Tasikmalaya Dikritik PublikDidanai Kelompok Anarkis Luar Negeri, Polda Jabar Ungkap Otak Pembakaran Bandung dan Tasikmalaya Bulan Lalu

“Sekolah tidak mampu melihat lebih jauh apakah makanan aman atau tidak, kecuali dengan apa yang dilihat dan dirasa,” ujarnya.

Selain itu, sekolah juga pernah memberi masukan ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terkait variasi menu.

“Sekolah memang pernah memberi saran ke SPPG, akan tetapi mereka terbuka menerima masukan ataupun keluhan. Seperti kita minta menu tertentu, sebab siswa bosan makan dengan nasi terus sehingga mau diganti dengan, mie spagetti atau roti dengan tambahan keju, sayur, dan daging,” jelasnya.

0 Komentar