Soal Dugaan Keracunan MBG, Bupati Garut Abdusy Syakur Amin Minta Pihak Terkait Menelusuri

keracunan MBG di Garut
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, mengaku telah meminta pihak berwenang untuk melakukan penelusuran dan tindaklanjut atas kasus dugaan keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kadungora.

“Ya kita minta ke pihak berwenang untuk menindaklanjuti saja, itu kan musibah, itu kan kita juga tidak ingin ya (terjadi, red). Cuma itu harus jadi pelajaran bagi semuanya,” ucapnya.

Terkait permintaan DPRD memberhentikan sementara operasional SPPG Al Bayyinah 2, ia mengatakan jika kewenangan tersebut ada di Badan Gizi Nasional (BGN).

“Nanti kita coba komunikasikan,” katanya.

Baca Juga:Karya Jurnalis Radar Tasikmalaya Masuk 5 Besar Nominasi Penghargaan Karya Jurnalistik tentang Anak oleh UNICEFManajemen Talenta di Kota Tasikmalaya: Inovasi atau Jalan Pintas Promosi Jabatan?

Syakur mengungkapkan jika BGN menugaskan tiga orang di tiap SPPG untuk bertindak sebagai manajer, ahli gizi, dan penjamin mutu. Semuanya berada di bawah naungan BGN.

Meski begitu pihaknya juga menyediakan tempat untuk koordinasi dan komunikasi dengan membuat satgas MBG.

“Tapi kita berkomunikasi, kita menyediakan tempat, kita menyusun satgas MBG, jadi sarana untuk koordinasi pemkab dengan BGN,” ungkapnya.

Pemkab Garut, lanjut Syakur, menyediakan ruang diskdusi untuk SPPG bilamana ada masalah-masalah yang perlu dibicarakan agar semua persoalan bisa clear. Meski begitu, Syakur tidak mau menyimpulkan penyebab pasti gejala keracunan yang dialami ratusan siswa di wilayahnya.

“Ini saya belum tahu juga (penyebab pastinya, red),” tambahnya.

Adapun terkait keterlibatan peran camat dalam pengawasan SPPG dan MBG, pihaknya nanti akan berkomunikasi dengan BGN.

Di Kabupaten Garut sendiri menurut dia, seharusnya ada 300 SPPG, jika dihitung dari kebutuhan ideal. Namun saat ini baru ada 58 SPPG.

Untuk pengawasan lebih lanjut, pihaknya masih mencari tahu bentuk komunikasi yang bisa dilaksanakan dengan BGN. Sebab semua SPPG berada di bawah kendali BGN.

Baca Juga:Tak Berubah, Gaya Komunikasi Kadinsos Kota Tasikmalaya Dikritik PublikDidanai Kelompok Anarkis Luar Negeri, Polda Jabar Ungkap Otak Pembakaran Bandung dan Tasikmalaya Bulan Lalu

“Seperti apa bentuk komunikasi pengawasan yang ideal karena kita tidak bisa lepas tangan. Karena penerima manfaat masyarakat kita harus benar-benar nyampe dan tepat sasaran dan sesuai dengan harapan pemerintah,” pungkasnya.

Sementara itu, dari total 30 korban keracunan yang dirawat di Puskesmas Kadungora, 11 orang telah kembali ke rumah masing-masing pada Kamis (18/9/2025). 9 orang lainnya pulang pada Jumat (19/9/2025). Sehingga total pasien yang masih dirawat sebanyak 10 orang. (Agi Sugiana)

0 Komentar