“Kami minta hentikan arogansi terhadap aspirasi masyarakat. Karena hanya dengan arogansi tidak ada penyelesaian. Hanya jadi mudarat,” tambahnya.
Sorotan Bansos
Selain sikap pejabat, warga juga menuntut perbaikan distribusi bantuan sosial (bansos).
Mereka meminta hak penerima yang selama ini belum sepenuhnya diberikan, terutama bagi mereka yang dicoret dari daftar penerima dengan alasan terindikasi judi online.
Baca Juga:Karya Jurnalis Radar Tasikmalaya Masuk 5 Besar Nominasi Penghargaan Karya Jurnalistik tentang Anak oleh UNICEFManajemen Talenta di Kota Tasikmalaya: Inovasi atau Jalan Pintas Promosi Jabatan?
“Ketiga, kami meminta kembalikan hak para penerima bansos,” ucap Ozos tegas.
Tuntutan ini berkaitan dengan peristiwa audiensi di DPRD Kota Tasikmalaya beberapa waktu lalu. Saat itu, terjadi perdebatan antara Budy Rachman dan warga Panglayungan.
Rekaman cekcok yang kemudian viral menuai kritik publik karena dianggap tidak pantas seorang pejabat membentak masyarakat yang sedang menyampaikan aspirasi.
Saat aksi berlangsung, warga tak bisa langsung bertemu Budy karena ia tidak berada di kantor. Menurut keterangan Dadan, petugas keamanan, sejak pagi sang kepala dinas memang tidak masuk.
“Hanya ada staf, mereka juga tidak berani menemui. Saya bilang ke warga, kalau mau orasi silakan, tapi memang tidak ada siapa-siapa,” tuturnya.
Absennya pejabat Dinsos sempat menambah kekecewaan warga. Namun mereka tetap menyuarakan tuntutan agar pelayanan publik dilakukan dengan lebih rendah hati.
“Soal dicopot atau tidak, itu ranah Wali Kota. Kami hanya ingin layanan sosial tanpa arogansi,” kata Ozos.
Baca Juga:Tak Berubah, Gaya Komunikasi Kadinsos Kota Tasikmalaya Dikritik PublikDidanai Kelompok Anarkis Luar Negeri, Polda Jabar Ungkap Otak Pembakaran Bandung dan Tasikmalaya Bulan Lalu
Sekitar satu jam berselang, ketegangan itu mencair. Bertempat di Kantor BKPSDM, warga Panglayungan akhirnya dipertemukan dengan Budy Rachman. (Ayu Sabrina)