Berproses Tanpa Progres, Penataan Kawasan Sarana Olahraga Dadaha di Kota Tasikmalaya Selalu Berakhir di Wacana

Kepentingan politik, penataan dadaha kota tasikmalaya
Deretan pedagang yang mengisi trotoar dan badan jalan Dadaha, Rabu (10/9/2025)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Polemik penataan Kompleks Olahraga Dadaha sudah berkali-kali menjadi sorotan publik. Namun reaksi pemerintah selalu terhenti di wacana, tanpa ada aksi nyata.

Budayawan Tasikmalaya Tatang Pahat menilai pemerintah kota terlalu banyak rapat dengan alasan membahas rencana penataan. Padahal aturannya sudah jelas sehingga tidak perlu lagi ada rapat yang berjilid-jilid.

“Terus-terusan rapat tanpa ada realisasi di lapangan,” ungkapnya kepada Radar, Kamis (18/9/2025).

Baca Juga:Karya Jurnalis Radar Tasikmalaya Masuk 5 Besar Nominasi Penghargaan Karya Jurnalistik tentang Anak oleh UNICEFManajemen Talenta di Kota Tasikmalaya: Inovasi atau Jalan Pintas Promosi Jabatan?

Jika memang pemerintah punya kemauan dan keberanian, seharusnya penataan di lapangan sudah bisa berjalan karena aturannya sudah jelas. Kalau pun memang ada hal-hal yang perlu pertimbangan lebih lanjut, bisa dibahas lewat evaluasi.

“Kenapa tidak eksekusi, setelah berjalan baru evaluasi,” ucapnya.

Setidaknya, lanjut Tatang, pemerintah bisa segera bergerak menata agar trotoar dan badan jalan tidak lagi dipakai sebagai lapak dagang. Sehingga publik bisa melihat ada progres di lapangan.

“Tanpa ada aksi nyata, jangan mengaku pemerintah sudah bekerja,” ucapnya.

Dijelaskan Tatang, di saat pemerintah melakukan rapat mengenai penataan, dinamika di lapangan bisa semakin tak terkendali. Proses penataan pun akan semakin sulit dari mulai Pedagang Kaki Lima (PKL), parkir sembarangan dan persoalan lainnya.

“Pada akhirnya masalah tidak selesai-selesai,” tuturnya.

Pada dasarnya, publik tidak akan peduli dengan rapat yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait. Pasalnya yang ditunggu bukanlah penjelasan, tapi pelaksanaan di lapangan.

“Karena yang diharapkan warga itu penataan, bukan sekadar pembahasan,” ucapnya.

Meskipun dilabeli pusat olahraga, realitanya Dadaha saat ini sudah menjadi ruang publik yang menjadi arena rekreasi. Maka dari itu banyak masyarakat yang ingin memanfaatkan kawasan ini untuk melaksanakan event.

Baca Juga:Tak Berubah, Gaya Komunikasi Kadinsos Kota Tasikmalaya Dikritik PublikDidanai Kelompok Anarkis Luar Negeri, Polda Jabar Ungkap Otak Pembakaran Bandung dan Tasikmalaya Bulan Lalu

“Dadaha ini sudah menjadi ikon Kota Tasikmalaya yang memiliki potensi pariwisata, makanya sangat penting untuk ditata,” ucapnya.

Ia menambahkan, ikon Dadaha seharusnya bisa menjadi magnet baru bagi masyarakat. Dengan penataan yang tepat, ruang publik ini berpotensi mendorong geliat ekonomi rakyat dan meningkatkan kebahagiaan warga.

“Kalau ke Tasik tidak ke Dadaha itu rasanya tidak afdol. Jadi magnet, sekaligus ruang publik yang potensial untuk meningkatkan fiskal daerah,” pungkasnya.

0 Komentar