GARUT, RADARTASIK.ID – Jumlah pasien dirawat akibat dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Garut nambah jadi 24 orang. 11 diantaranya telah diperbolehkan pulang pada hari ini, Kamis 18 September 2025.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Lili Yuliani, turun langsung memantau kondisi para pasien. Ia menyebutkan jumlah siswa yang dirawat kini sudah bertambah menjadi 24 orang. Sebelumnya hanya 15 orang.
“Ya kalau yang seluruhnya kalau yang dirawat itu ada 24 ya, ada 24 ya yang dirawat,” ucapnya saat menengok para pasien di Puskesmas Kadungora, Kamis (18/9/2025).
Baca Juga:Manajemen Talenta di Kota Tasikmalaya: Inovasi atau Jalan Pintas Promosi Jabatan?Tak Berubah, Gaya Komunikasi Kadinsos Kota Tasikmalaya Dikritik Publik
Dari jumlah tersebut, 11 siswa sudah diperbolehkan pulang setelah kondisinya membaik. Sementara 13 siswa lainnya masih menjalani observasi oleh tenaga medis.
Lili menjelaskan pihaknya sudah mengambil sampel makanan dan muntahan korban untuk diteliti di Lembaga Aplikasi dan Inovasi Sains Data (LAPISDA) Bandung. Hasilnya diperkirakan baru akan keluar dalam 5–7 hari ke depan.
“Kita juga ini lagi sedang sampelnya diperiksa ya oleh lapisda Bandung,” katanya.
Menurutnya, gejala yang dialami para siswa serupa, yaitu gangguan pencernaan berupa mual, muntah, dan diare.
“Gejalanya ya memang gangguan cerna ya seperti mual muntah diare kalau saya lihat tadi ya ke pasien-pasien,” tambahnya.
Ia memastikan seluruh korban dalam kondisi terpantau baik dan tidak ada gejala yang mengkhawatirkan.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Garut, Asep Surachman, menambahkan pihaknya bergerak cepat melakukan investigasi atas kasus tersebut.
Baca Juga:Didanai Kelompok Anarkis Luar Negeri, Polda Jabar Ungkap Otak Pembakaran Bandung dan Tasikmalaya Bulan LaluDua Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos Final OSN Tingkat Nasional Bidang Fisika
“Kita melakukan investigasi kurang dari 24 jam pas kasus itu muncul. Bahkan kita kurang dari 6 jam kita sudah lakukan investigasi lapangan,” ujarnya.
Dinkes juga melakukan pelacakan terhadap siswa yang tidak masuk sekolah untuk memastikan tidak ada kasus yang terabaikan.
“Kita mengirimkan google form kepada orang tua untuk mendata anaknya jangan sampai sakit keterusan dan jika ada yang keterusan di rumahnya kita siap menjemput untuk dibawa ke puskesmas,” kata Asep.
Sebagai langkah pencegahan, Dinas Kesehatan akan memberikan pendampingan edukasi kepada pengelola makanan MBG.