TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) belum terhubung dengan Pemkot Tasikmalaya. Sehingga program unggulan dari Presiden RI melalui Badan Gizi Nasional (BGN) itu masih berjalan secara masing-masing.
Salah satunya mengenai jaminan ketersediaan hasil pertanian dan peternakan yang belum bisa diperhatikan oleh Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Tasikmalaya. Dari mulai sumbernya, distribusinya sampai dengan ketersediaan yang dibutuhkan.
Kepala DKPPP Kota Tasikmalaya Hj Ely Suminar mengatakan bahwa program MBG masih berada di luar jangkauan pemerintah daerah. Sehingga pihaknya belum mempersiapkan hal guna mendukung program tersebut. “Karena kita belum bisa masuk (koordinasi),” ungkapnya kepada Radar, Rabu (17/9/2025).
Baca Juga:Pertama di Priangan Timur, Pemkot Tasikmalaya Resmikan Manajemen Talenta ASN Untuk Pengisian JabatanAda 60 SPPG di Kota Tasikmalaya, Sekolah dan Bahan Makanan Bisa Jadi Rebutan
Sejauh ini pun pihaknya belum mengetahui pasokan bahan baku yang digunakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di Kota Tasikmalaya. Sehingga belum bisa diukur dampaknya terhadap ketersediaan pangan. “Karena mereka punya link (jaringan pemasok) masing-masing,” ucapnya.
Untuk produk hasil dari petani lokal, sampai saat ini pihaknya belum menerima laporan adanya kemitraan itu. Hasil komunikasi dengan Dinas KUMKM perindag pun, pasokan itu bukan dari pasar lokal. “Mereka enggak beli ke (pasar) Cikurubuk,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, pihaknya juga belum bisa mendorong agar program MBG ini bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani lokal. Karena pihaknya tidak punya kewenangan untuk mengarahkan apalagi mengintervensi SPPG. “Paling kita hanya bisa menyarankan saja,” ucapnya.
Maka dari itu DKPPP juga tidak bisa ambil peran untuk memastikan ketersediaan pangan cukup untuk kebutuhan MBG. Pasalnya upaya tersebut perlu pemetaan yang didasari data kebutuhan. “Jadi kita belum bisa menyatakan bisa menyuplai atau bisa menjamin,” ujarnya.
Apalagi, petani lokal di Kota Tasikmalaya kebanyakan belum bisa menghasilkan produk yang kontinyu setiap hari. Pasalnya hasil pertanian lokal hanya tersedia hanya ketika panen saja. “Petani kita kan sekali panen selesai (tidak setiap hari),” terangnya.
Namun Hj Ely memastikan bahwa untuk kebutuhan pangan secara umum di Kota Tasikmalaya tetap aman. Tidak ada indikasi pengurangan ketersediaan meskipun ada program MBG. “Kalau untuk kebutuhan masyarakat aman,” tandasnya.(rangga jatnika)