RADARTASIK.ID – Atalanta memulai petualangan di Liga Champions musim ini dengan cara paling pahit.
Bermain di Parc des Princes, tim asuhan Ivan Juric dipaksa tunduk tanpa perlawanan oleh Paris Saint-Germain.
Skor telak 4-0 menggambarkan betapa jauhnya jarak kualitas antara juara bertahan Eropa itu dengan wakil Serie A.
Baca Juga:Sempat Jadi Kambing Hitam, 3 Sosok Ini Jadi Bintang Kemenangan Inter atas AjaxAllegri Coret Leao dan Gimenez Dari Daftar Algojo Penalti AC Milan
Pertandingan bahkan sudah terasa berat sebelah sejak menit-menit awal dan tuan rumah hanya butuh dua menit untuk membuka skor.
Keunggulan cepat ini membuat Les Parisiens kian percaya diri, sementara Atalanta terpaksa menutup rapat lini belakang.
Namun, usaha bertahan itu nyaris runtuh berulang kali. Hakimi sempat melepaskan tembakan keras yang hanya digagalkan tiang gawang, sementara gol Barcola dianulir karena posisi offside.
PSG akhirnya menggandakan keunggulan melalui aksi Kvaratskhelia, yang memanfaatkan kelengahan lini belakang Atalanta.
Skor 2-0 menutup babak pertama, meski sebenarnya bisa saja lebih buruk bagi tim tamu andai bukan karena beberapa penyelamatan krusial dari kiper Marco Carnesecchi.
Atalanta bahkan nyaris tanpa peluang meski lini serang dimotori oleh Daniel Maldini, putra legenda AC Milan Paolo Maldini, dan Charles De Ketelaere.
Di babak kedua, dominasi PSG semakin terasa. Nuno Mendes menambah penderitaan Atalanta lewat gol ketiga, dan Gonçalo Ramos menutup pesta dengan gol keempat di masa injury time.
Baca Juga:Senjata Rahasia Allegri Bangkitkan AC Milan: Punya Penyerang Mematikan di Bangku CadanganThomas Zilliacus: Musim Inter Bisa Berakhir dengan Bencana
Jurang kualitas semakin jelas terlihat, terutama karena Atalanta tampil tanpa empat pemain kunci: Kolasinac, Lookman, Scamacca, dan Ederson.
Pelatih Atalanta, Ivan Juric tak bisa menutup kekecewaannya usai laga.
Kepada Sky Sport Italia, ia menyebut penampilan beberapa pemain tidak sesuai harapan, termasuk Maldini yang diberi kepercayaan tampil sejak awal.
“Daniel seharusnya memainkan peran itu, tapi kenyataannya hasilnya negatif. Kami kehilangan bola berbahaya di awal pertandingan dan setelah itu ia sulit terlibat. Jelas terlihat betapa kami merindukan pemain-pemain seperti Scamacca dan Lookman,” ujar Juric.
Sementara itu, penampilan De Ketelaere juga disorot. Pemain Belgia itu dinilai kurang punya keberanian dalam memimpin serangan meski masih mendapat pembelaan dari Juric.