TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Setelah sebelumnya harga daging ayam mengalami kenaikan, kini giliran telur ayam yang merangkak naik tajam di Pasar Tradisional Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya. Kenaikan yang terjadi sejak beberapa hari terakhir ini membuat para pedagang maupun konsumen merasa keberatan.
Berdasarkan pantauan pada Selasa (16/9/2025), harga telur ayam ras di pasar sudah menembus Rp30.000 per kilogram. Angka tersebut jauh di atas harga normal yang biasanya berkisar Rp25.000 hingga Rp26.000 per kilogram. Kenaikan juga terjadi pada telur ayam kampung, dari sebelumnya Rp2.500 per butir kini menjadi Rp3.000.
Sejumlah pedagang menilai lonjakan harga ini berkaitan dengan meningkatnya permintaan dari penyedia program makan bergizi gratis yang membeli langsung dalam jumlah besar ke tingkat produsen. Akibatnya, pasokan untuk pasar tradisional menyusut drastis.
Baca Juga:Doa dan Syukur untuk Bangsa, HUT GM FKPPI Kabupaten Tasikmalaya Gelar Pengobatan Gratis dan Pembagian SembakoTingkatkan Daya Saing Produk Lokal, Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Kewirausahaan Daerah
Iis, salah seorang pedagang telur di Pasar Singaparna mengaku kewalahan dengan kondisi ini. “Biasanya harga hanya Rp25.000 per kilo, sekarang bisa sampai Rp29.000–Rp30.000. Pasokan dari agen pun berkurang. Kami menduga ini karena ada program makan bergizi yang menyerap telur langsung dari peternak,” ungkapnya.
Dampak kenaikan harga tersebut terasa langsung pada omzet pedagang. Iis menyebut penjualannya turun sekitar 30 persen. Jika biasanya ia mampu menjual dua kuintal telur setiap hari, kini hanya tersisa sekitar satu setengah kuintal.
Kondisi serupa juga dikeluhkan oleh pembeli, terutama pedagang kecil yang membeli telur untuk dijual kembali. Seperti diungkapkan Popong, salah seorang pembeli asal Singaparna, mengatakan beban modal semakin berat karena harga naik.
“Kalau modal tinggi, otomatis keuntungan jadi tipis. Saya terpaksa jual Rp2.500 per butir di warung agar masih ada pembeli,” tuturnya. (ujg)