“Sebelum dan sesudah gol itu, Modric tampil sebagai maestro. Ia menjadi simbol Milan yang baru, tim yang bermain dengan kerja keras, meski kualitas tak setinggi era sebelumnya,” ungkap Sabatini.
Di babak kedua, Allegri memasukkan Ricci dan Christian Pulisic untuk menambah tenaga. Kehadiran keduanya membuat pressing Milan semakin intens. Pemain baru Ricci bahkan sempat nyaris mencetak gol setelah tendangannya mengenai tiang.
Nkunku, meski masuk di menit-menit akhir, juga memberikan kontribusi dengan pergerakan lincah yang memaksa Bologna lebih banyak bertahan.
Baca Juga:Prediksi Susunan Pemain AC Milan vs Bologna: Pulisic dan Gimenez StarterLuca Calamai: Chivu Harus Perbaiki Pertahanan Inter yang Rapuh Saat Melawat ke Kandang Juventus
Sementara itu, Santiago Gimenez bekerja keras di lini depan meski penyelesaiannya belum memuaskan.
Beberapa peluang yang ia dapat masih gagal dimanfaatkan dengan baik. Namun, kehadirannya tetap penting untuk membuka ruang bagi rekan setimnya.
Empat bulan setelah duel kedua tim di final Coppa Italia, pemandangan di lapangan kini nampak jauh berbeda.
Saat itu Bologna bermain penuh semangat, kali ini mereka tampil menurun, kehilangan kesegaran.
Sebaliknya, Milan justru berkembang menjadi tim yang lebih kolektif, solid, dan pantang menyerah.
“Ini adalah Milan yang berubah wajah. Tim yang mampu menutupi keterbatasan dengan kerja keras, sesuatu yang jelas merupakan buah tangan Allegri,” tambah Sabatini.
Pertandingan berakhir dengan skor tipis 1-0, sama seperti di final Coppa Italia. Namun kali ini pemenangnya adalah AC Milan.