RADARTASIK.ID – Ketegangan antara kelompok ultras AC Milan dengan pihak berwenang terus memanas.
Setelah sebelumnya Curva Sud Milano mengumumkan boikot dukungan di San Siro, kini terungkap daftar resmi spanduk yang dilarang maupun ditangguhkan keberadaannya di stadion.
Bagi tifosi, spanduk dan bendera bukan sekadar kain bergambar. Mereka adalah simbol identitas, kebanggaan, dan sejarah panjang yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Baca Juga:Hadapi PSG di Liga Champions: Ivan Juric Tak Mau Mainkan LookmanLazio Ditumbangkan Sassuolo, Sarri Tinggalkan Stadion Tanpa Pamit
Maka tak heran, keputusan melarang pengibaran bendera menambah luka di hati pendukung setia Rossoneri.
Menurut laporan media Italia Calciomercato, usai laga melawan Bologna sejumlah simbol dan kelompok suporter dinyatakan terlarang muncul di San Siro.
Artinya, tidak ada lagi ruang bagi mereka untuk membentangkan identitas yang selama ini melekat dengan Curva Sud.
Berikut daftarnya:
1. Curva Sud Milano
2. Vecchia Maniera
3. Estremi Rimedi
4. Fratellanza Rossonera
5. Ultras 1976
6. Simbolo Joker
7. Simbolo Bandito
Daftar ini mencakup kelompok dan simbol yang memiliki sejarah panjang dalam mendukung AC Milan.
Larangan ini dianggap Curva Sud sebagai bentuk penindasan karena mereka kehilangan hak untuk menunjukkan identitas yang sudah melekat puluhan tahun.
Selain yang dilarang total, ada pula beberapa spanduk yang statusnya suspended atau ditangguhkan.
Artinya, keberadaannya masih belum jelas apakah bisa kembali diizinkan atau tidak.
Berikut spanduk-spanduk tersebut:
1. Blocco 02
2. Nervi Tesi
3. Taka Briga
4. Finché Vivrò
5. Briganti
6. Fossa dei Leoni
Baca Juga:Patahkan Rekor Legenda AC Milan, Luka Modric Disebut Simbol Baru RossoneriIngatkan Ajaran Legenda AC Milan, Serena Kritik Senyum Marcus Thuram ke Saudaranya Saat Gawang Inter Kebobolan
Khusus nama terakhir, Fossa dei Leoni, memiliki nilai simbolis yang sangat besar bagi pendukung garis keras AC Milan.
Fossa adalah salah satu kelompok ultras paling legendaris dalam sejarah sepak bola Italia.
Ditangguhkannya spanduk mereka menimbulkan perdebatan besar di kalangan suporter, karena dianggap menghapus jejak sejarah penting dari kultur Curva Sud.
Dalam pernyataan resminya, Curva Sud menegaskan bahwa larangan dan penangguhan spanduk ini tidak pernah dijelaskan secara transparan. Semua hanya disampaikan secara lisan, tanpa dokumen resmi.
Mereka menilai keputusan itu tidak masuk akal dan hanya memperlebar jurang antara fans dengan klub maupun otoritas keamanan.
“Anak-anak dipaksa menerima solusi yang dipaksakan, sementara mereka telah dirampas secara tidak logis dari sepotong kain yang selama bertahun-tahun menjadi identitas mereka,” demikian salah satu kutipan dari pernyataan Curva Sud.