RADARTASIK.ID – San Siro penuh sesak dengan 70 ribu penonton ketika AC Milan menjamu Bologna dini hari tadi.
Namun ada yang berbeda: Curva Sud Milano, jantung tifo rossoneri, memilih bungkam dan tidak memberikan dukungan meski tim memetik tiga poin dari gol tunggal Luka Modric.
Keputusan ini bukan tanpa alasan. Dalam pernyataan resmi melalui fanzine yang dibagikan di stadion, kelompok ultras Milan itu mengumumkan boikot dukungan di San Siro untuk waktu yang tidak ditentukan.
Baca Juga:Sandro Sabatini: Luka Modric Buat Curva Sud AC Milan Bernyanyi LagiPrediksi Susunan Pemain AC Milan vs Bologna: Pulisic dan Gimenez Starter
Mengapa Curva Sud sampai mengambil langkah ekstrem ini? Berikut lima alasan utama di balik aksi mereka menurut media Italia Calciomercato.
1. Daftar Hitam yang Kontroversial
Sejumlah figur utama Curva Sud masuk dalam daftar hitam (black-list) sehingga tidak bisa menempati sektor biasanya atau bahkan sama sekali tidak diizinkan masuk ke San Siro.
Menurut mereka, ini adalah bentuk tekanan tanpa dasar yang jelas karena larangan tersebut tidak disertai dokumen resmi, hanya komunikasi lisan.
Curva Sud menilai kebijakan ini melanggar hak suporter yang selama puluhan tahun menjadi bagian penting dari atmosfer stadion.
2. Spanduk dan Bendera Dilarang
Bagi kelompok ultras, spanduk dan bendera bukan sekadar hiasan, melainkan identitas yang menyatukan mereka.
Namun musim ini, pihak berwenang melarang pemasangan atribut itu.
Walau sempat ada alternatif yang ditawarkan, Curva Sud menyebut solusi tersebut dipaksakan dan sulit diterima.
Mereka merasa dirampas dari simbol yang sudah melekat selama bertahun-tahun.
3. Kurangnya Transparansi
Curva Sud menegaskan bahwa semua pembatasan sejauh ini tidak pernah dituangkan dalam bentuk resmi. Larangan, pemindahan, maupun aturan baru hanya disampaikan secara lisan.
Baca Juga:Luca Calamai: Chivu Harus Perbaiki Pertahanan Inter yang Rapuh Saat Melawat ke Kandang JuventusGasperini Tak Mau Anggap Enteng Torino: “Tim Papan Bawah Bisa Menyulitkan Semua Orang”
Bagi mereka, ini menunjukkan kurangnya transparansi sekaligus menimbulkan kecurigaan bahwa ada “represi gila” yang tidak berdasar hukum jelas.
4. Hasil Pertemuan yang Mandek
Selama berminggu-minggu, berbagai pihak menggelar rapat untuk membahas solusi. Namun, ironisnya, pihak yang paling terdampak—yakni Curva Sud sendiri—justru tidak diikutsertakan.
Akibatnya, pertemuan-pertemuan tersebut hanya menghasilkan kebijakan yang saling bertentangan, tanpa ada perubahan nyata.
Situasi ini membuat Curva Sud merasa diabaikan dan tidak dihargai.