RADARTASIK.ID— Merespons langkah Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menyalurkan dana sekitar Rp200 triliun kepada enam bank anggota Himpunan Bank Negara (Himbara), pasar bergairah.
Kebijakan Menkeu Purbaya ini, menurut prediksi pengamat ekonomi dan tim analis, bisa membawa dampak signifikan terhadap pergerakan pasar saham, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam jangka waktu ke depan.
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Arjwani, menilai keputusan tersebut berpotensi menjadi sentimen positif bagi pasar modal.
Baca Juga:Bek Italia Ini Bawa Persib Naik 2 Level Lebih Tinggi di Jantung Pertahanan, Jadi Tembok Kokoh Pangeran BiruFederico Barba Debut, Ini 11 Pemain Starter Persib vs Persebaya: Thom Haye, Eliano dan Jung Candangan
Arjun Arjwani menyebutkan bahwa setelah pengumuman resmi dilakukan, pasar saham langsung merespons dengan kenaikan yang cukup terlihat.
“Jelas dampaknya positif karena menjadi sentimen positif untuk pasar. Pasar naik kemarin dan hari ini setelah rilis beritanya,” kata Arjun Arjwani dikutip dari disway.id, pada Jumat 13 September 2025 lalu.
Namun, pandangan berbeda datang dari Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda.
Ia mempertanyakan apakah langkah pemerintah tersebut benar-benar mampu mendorong peningkatan produksi melalui penyaluran kredit perbankan.
Nailul mencontohkan kondisi pada akhir 2024, di mana meskipun Bank Indonesia telah menurunkan suku bunga acuan dari 6 persen menjadi 5 persen, pertumbuhan kredit justru terus mengalami perlambatan.
Menurutnya, hal tersebut mengindikasikan bahwa persoalan utama bukan terletak pada sisi penawaran (supply), melainkan pada lemahnya permintaan (demand).
“Artinya memang meskipun diturunkan, permintaan masih cukup rendah. Jadi masalahnya ada di sisi demand-nya dibandingkan dengan supply,” ujar Nailul kepada Disway, pada Sabtu 13 September 2025.
Baca Juga:800 Ribu Ton Beras SPHP Akan Dijual di 60 Ribu Outlet Ritel Modern dari September hingga Desember 2025Kiper Persebaya Ernando Ari Blak-Blakan Lawan Thom Haye dan Eliano Reijnders: Kompetitif Tapi Bersahabat
“Kemudian, bagaimana jika sudah diguyur namun sulit menyalurkan? Ya akan jadi dana mengendap dan kinerja perbankan akan memburuk,” kata dia.
Ia menegaskan bahwa apabila dana besar tersebut tidak dapat tersalurkan dengan baik, maka potensi dana mengendap semakin besar dan justru memperburuk kinerja perbankan.
Lebih jauh, Nailul juga menambahkan bahwa apabila perputaran uang tidak diserap secara optimal, risiko inflasi bisa meningkat.
Ia menekankan bahwa ketika aktivitas ekonomi masih berjalan lambat sementara likuiditas terus digelontorkan, dampak yang muncul bukanlah percepatan ekonomi melainkan tekanan inflasi.