YOGYAKARTA, RADARTASIK.ID – Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bekerja sama dengan Walailak University, Thailand, menyelenggarakan Joint Hybrid International Summer Course on Languages and Arts.
Program ini bertujuan memperkuat kesadaran antarbudaya mahasiswa melalui pembelajaran bahasa dan seni, sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) poin 17, Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.
Selama ini, mahasiswa dari kedua universitas menghadapi tantangan dalam mengembangkan kesadaran antarbudaya, terutama karena terbatasnya interaksi dengan komunitas internasional.
Baca Juga:Jamnas Vario Nusantara IX 2025: Meriahkan Ciater dengan Semangat Berbudaya BernusantaraReview Drama Korea My Youth: Romansa Samar Song Joong-ki dan Chun Woo-hee yang Bikin Penasaran
Jumlah mahasiswa asing masih terbatas, sehingga tidak semua mahasiswa memperoleh kesempatan berinteraksi lintas budaya.
Minimnya program pertukaran yang terstruktur juga menjadi hambatan, sehingga mahasiswa kurang berpengalaman bekerja sama dengan individu dari latar belakang budaya berbeda.
Program ini difokuskan pada dua prioritas utama:
- Peningkatan kompetensi bahasa dan pemahaman budaya.
- Pengembangan keterampilan pemecahan masalah dengan perspektif intercultural awareness.
Tahap pertama program berlangsung Februari-Agustus 2025 di UNY dengan melibatkan dosen dan mahasiswa dari UNY serta Walailak University.
Kegiatan dilakukan secara hybrid (daring dan luring), dan tahun berikutnya direncanakan akan berlanjut di Thailand.
Ketua pelaksana, Dr Lusi Nurhayati SPd MAppLing, menegaskan pentingnya kolaborasi internasional ini.
”Program ini bukan hanya tentang belajar bahasa dan seni, tetapi juga membentuk cara pandang baru dalam bekerja sama lintas budaya. Mahasiswa diharapkan lebih siap menghadapi tantangan global,” ujarnya.
Kegiatan ini juga didukung oleh Assoc Prof Dr Kiki Juli Anggoro dari Department of Language Teaching, School of Education, and Center of Excellence on Women and Social Security (CEWSS), Walailak University, yang mendampingi mahasiswa Thailand selama program.
Baca Juga:Dosen Unsil Dampingi Guru SDN Mugarsari Kota Tasikmalaya Kembangkan Literasi Digital Berbasis AIHari Pelanggan Nasional: BPJS Ketenagakerjaan Tasikmalaya Fokus Tingkatkan Kualitas Layanan untuk Masyarakat
Peserta mengaku sangat terkesan dengan kegiatan, terutama lokakarya budaya seperti membatik, pencak silat, dan tari Jawa.
Sutida menyebut pengalaman tersebut memberi apresiasi mendalam terhadap budaya Indonesia.
Nattapeerada menyoroti eksplorasi budaya melalui kunjungan ke Merapi dan kuliner lokal, sementara Natthanicha menekankan peningkatan rasa percaya diri dalam berkomunikasi bahasa Inggris.
Wararat merefleksikan: ”Perjalanan ini bukan hanya tentang pergi ke negara lain—tetapi tentang pulang sebagai diri yang lebih kuat, lebih bijak, dan lebih terbuka.”