Merespons pertanyaan mengenai potensi hiperinflasi, Purbaya menepis kekhawatiran tersebut.
Ia menilai inflasi hanya terjadi jika pertumbuhan ekonomi melampaui kapasitas potensialnya.
“Kita 6,5 (persen) atau lebih. Kita masih jauh dari inflasi. Jadi kalau saya injek stimulus ke perekonomian, harusnya kalau ekonominya masih di 5 persen, masih jauh dari inflasi. Itu yang disebut demand-for-inflation, dan itu masih jauh dari situ kita. Sejak krisis kan kita gak pernah tumbuh 6,5 persen. Jadi, ruang kita untuk tumbuh lebih cepat, terbuka lebar, tanpa memancing inflasi,” ujarnya.