Ia bahkan mendapat pelukan hangat dari Giorgio Furlani, CEO AC Milan saat ini. Gestur itu seolah menjadi simbol penyambutan Galliani, meski ia masih terikat dengan proyek Monza.
Bagi banyak tifosi Milan, momen tersebut menjadi nostalgia, mengingat Galliani selama bertahun-tahun menjadi wajah kebijakan transfer dan manajemen klub.
Galliani bukan sosok sembarangan. Selama lebih dari tiga dekade mendampingi Berlusconi, ia berhasil membawa Milan mengoleksi 29 trofi besar, termasuk 5 gelar Liga Champions, 8 scudetto Serie A, dan berbagai gelar domestik maupun internasional lainnya.
Baca Juga:Dipimpin Wasit Asal Como, Derby d’Italia Juventus vs Inter Gunakan Teknologi CanggihPrediksi Juventus vs Inter Milan: Tacchinardi Nilai Chivu Akan Kesulitan Melawan Tudor di Allianz Stadium
Tangan dinginnya dalam menuntaskan transfer ikonik – dari Marco van Basten, George Weah, hingga Kaka dan Zlatan Ibrahimovic – membuatnya dikenal sebagai salah satu direktur terbaik dalam sejarah sepak bola Eropa.
Tak heran jika kehadirannya kembali ke Milan disambut hangat, karena ia mewakili masa keemasan klub yang hingga kini masih dirindukan para tifosi.
Tak hanya Milan, klub Italia lainnya juga ikut mendapat sorotan.
Direktur olahraga Como, Carlalberto Ludi, menegaskan pihaknya masih percaya penuh pada proyek jangka panjang bersama pelatih muda Cesc Fabregas.
Ia juga menepis isu transfer terkait bintang muda Nico Paz yang sempat dikaitkan dengan Tottenham Hotspur.
“Kami punya proyek yang jelas, pemain muda kami tidak dijual begitu saja,” tegas Ludi.
Sementara itu, Giuseppe Marotta, presiden Inter Milan, menggunakan panggung untuk memberi penghormatan kepada desainer legendaris Giorgio Armani.
“Ia adalah ekspresi tertinggi Made in Italy. Ia bukan hanya mempromosikan merek, tapi juga nilai-nilai yang harus dijaga dan diwariskan,” tutur Marotta.
Baca Juga:Media Italia: Gattuso Bentak Pemain Israel Sebelum Pecah Keributan di Ruang GantiTak Cocok Jadi Mezzala, Modric Minta Allegri Rubah Lini Tengah AC Milan
Dengan hadirnya tokoh-tokoh besar, dari Galliani hingga Marotta, serta bintang lapangan seperti Leao, Cambiaso, dan Augusto, ajang Gentleman Fair Play Award 2025 di Milan menjadi lebih dari sekadar acara penghargaan.
Ia juga menjadi panggung reuni, simbol persahabatan, sekaligus cermin dinamika kompetisi Serie A yang terus memanas, baik di atas lapangan maupun di balik layar manajemen.