“Apakah masuk akal Leao atau Pulisic duduk di bangku cadangan? Bagaimana mereka bisa bermain bersama tanpa mengorbankan salah satu?” sindirnya.
Namun, ia menilai ketidakpercayaan publik terhadap Gimenez terlalu dibesar-besarkan dan merasa pernyataan Tare yang terkesan meragukan sang striker sebelum laga melawan Lecce menurutnya hanya menambah kegaduhan.
“Komunikasi langsung tidak masalah, tapi seharusnya lebih sopan. Jika dikelola dengan benar, Gimenez bisa jadi aset penting,” tegas La Scala.
Baca Juga:Daniele Adani: Ide Besar Chivu di Inter Milan Diremehkan di ItaliaSihir Igli Tare Gagal Usir Origi dari AC Milan, Klub Tak Tahu Keberadaannya tapi Masih Bayar Gaji Rp93 Miliar
Lebih jauh, La Scala menilai pesan yang dikirimkan manajemen usai bursa transfer musim panas ke publik justru keliru.
Milan memang meningkatkan belanja hingga lebih dari €160 juta (sekitar Rp2,6 triliun), tetapi di saat yang sama juga menaikkan beban gaji.
Hal itu, menurutnya, bisa jadi masalah jika tidak dibarengi hasil di lapangan.
“Keberlanjutan finansial memang penting, tapi tidak bisa menjadi alasan untuk hanya menargetkan posisi keempat. Itu bukan DNA Milan,” ungkapnya.
La Scala juga memperingatkan, jika tren menjual pemain setiap kali gagal lolos Liga Champions terus berlanjut, maka pada akhirnya nama besar seperti Leao atau Pulisic pun bisa masuk daftar jual.
“Ini klub yang membiasakan penggemar melihat idola mereka pergi. Itu bertentangan dengan semangat kami,” tambahnya.
Terakhir, ia menyinggung hubungan Allegri dan Igli Tare yang disebutnya tidak sekuat yang terlihat.
Baca Juga:Inter, Juventus dan Napoli Tim Italia Paling Banyak Bayar Gaji Pemain: AS Roma dan AC Milan Masuk 5 BesarJuventus vs Inter Milan: Momen Nyonya Tua Tenggelamkan Nerazzurri di Kandang Sendiri
“Saya merasa kerja sama mereka kurang solid. Allegri membatasi diri dengan komentar yang diplomatis, sementara Tare lebih blak-blakan. Itu bisa menimbulkan gesekan ke depan,” pungkasnya.
Dengan kritik tajam ini, jelas bahwa Giuseppe La Scala ingin mengingatkan manajemen bahwa loyalitas fans adalah aset terbesar Milan.
Tanpa mendengarkan suara mereka, investasi besar di bursa transfer bisa saja berubah menjadi bumerang.