TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus asusila guru ngaji terhadap muridnya kembali terjadi. Seorang oknum guru ngaji di Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, berinisial WWS, diduga telah berbuat tak senonoh anak didiknya. Kasus ini terungkap setelah orang tua korban menemukan sejumlah hal mencurigakan dari ponsel anaknya.
Menurut penuturan orang tua korban, aksi bejat oknum guru ngaji di Tasikmalaya dijalankan di lingkungan tempat ngaji yang masih berada di sekitar tempat tinggalnya.
Ibu korban, Kemuning—nama samaran—menyebut perbuatan tak senonoh itu sudah terjadi sejak lama. Namun ia baru mengetahuinya sekitar bulan Juli 2025. Bermula dari kebiasaannya memeriksa ponsel sang anak dan menemukan panggilan tidak terjawab dengan nama “guru mesum”.
Baca Juga:Laga Derby Tensi Tinggi, Tim Sepak Bola Kabupaten Tasikmalaya Bantai Kota Tasik dengan Skor 4-0Seleksi Direktur Perumdam Tirta Sukapura Kabupaten Tasikmalaya Akan Segera Digelar, Tim Seleksi Sudah Dibentuk
Ia pun mencoba menanyakan penamaan “guru mesum” itu kepada sang anak. Dari sana dia mendapat jawaban bahwa sang oknum guru ngaji telah melakukan tindakan pelecehan dengan mengajak anaknya ke toilet masjid, namun selalu ditolak.
Mendengar cerita itu, Kemuning meminta anaknya untuk tidak mengaji ketika sang guru mesum ngajar.
“Saya kira pelecehannya seperti itu saja (disangka hanya bercanda ngajak ke toilet, red), maka diminta untuk menghindarinya saja,” kata dia kepada Radartasik.id, Rabu (10/9/2025).
Sekitar tanggal 30 Juli, ia dihubungi oleh guru BK dari sekolah anaknya. Sang guru memintanya datang karena ada persoalan serius yang harus dibahas. Ia pun menyanggupi, meski seingatnya sang anak tak pernah bermasalah di sekolah.
Dari guru BK tersebutlah dia mendapat informasi jelas bahwa anaknya telah mengalami kejadian pelecehan di tempat ngaji oleh gurunya. Hal itu sontak membuatnya kaget. Kecurigaannya tentang nama kontak “guru mesum” ternyata benar-benar terjadi.
Ia kemudian menginterogasi sang anak. Terutama seputar tindakan pelaku. Dari sana ia baru mengetahui jika pelaku pernah berbuat asusila dengan menyentuh area-area yang tidak seharusnya di sentuh.
“Anak saya kemudian nangis, lalu konfirmasi ke sekolah. Dan ternyata apa yang disampaikan ke saya dan ke pihak sekolah itu sama,” tuturnya.