Tahun 2024, Azzurri kebobolan banyak gol melawan Belgia, Prancis, dan Swiss.
Sementara pada 2023, lima pertandingan berbeda menyaksikan gawang Italia bobol dua kali atau lebih, termasuk dua gol di kandang melawan Makedonia Utara.
Kelemahan pertahanan ini terasa ironis karena identitas Italia selama puluhan tahun adalah soliditas di lini belakang.
Kini, justru departemen itu yang jadi titik lemah meski Distaso menegaskan persoalan tidak bisa hanya ditekankan pada Bastoni.
Baca Juga:Tudor Siapkan Formasi Baru Saat Hadapi Inter Milan: Cadangkan Vlahovic, Pakai 2 Striker Baru Sebagai StarterVlahovic Jadi Senjata Rahasia Juventus Rekrut Sandro Tonali
Namun, ia melihat Bastoni yang jadi andalam Timnas menjadi simbol nyata betapa Azzurri kehilangan warisan lamanya: bek-bek yang kokoh, disiplin, dan tangguh dalam duel satu lawan satu.
Italia memang bisa sedikit lega dengan hadirnya penyerang baru seperti Mateo Retegui atau Moise Kean.
Namun tanpa pertahanan kokoh, keunggulan lini depan dianggap Distaso bisa sia-sia jika lini belakang mudah ditembus.
“Penemuan kembali penyerang tengah memang kabar baik.Tetapi mari kita jujur: sepak bola Italia kini punya masalah baru yang jauh lebih serius, yaitu rapuhnya pertahanan,” tutup Distaso.