“Kami selalu serius dan profesional dalam mengelola situasi. Jika pemain memang tidak siap, mereka tidak akan dipanggil,” ujar Deschamps.
“Contohnya, Cherki dan Saliba tidak datang karena cedera. Dalam kasus Désiré, ia sendiri yang merasa ingin bermain. Namun setelah 20 menit, ia bilang ada yang tidak beres dan saya langsung menggantinya,” jelasnya.
Deschamps juga menekankan bahwa keputusan memainkan Dembélé sudah mempertimbangkan kondisi terkini sang pemain.
Baca Juga:Oscar Damiani Yakin AC Milan dan Juventus Pesaing untuk Scudetto: AS Roma Tim KejutanSandro Sabatini Ramal AC Milan Tak Lolos ke Liga Champion, Como Finis di posisi Sembilan
“Saya tidak di sini untuk ambil risiko. Kami selalu menanyakan perasaan pemain di setiap sesi. Perasaan mereka sangat penting bagi saya,” tambahnya.
Meski mencoba meredam, kemarahan PSG mencerminkan masalah klasik antara klub dan tim nasional akibat tarik-menarik kepentingan.
Bagi klub, kehilangan bintang dengan nilai transfer selangit jelas merugikan secara finansial maupun performa.
Bagi timnas, kebutuhan akan pemain terbaik di laga-laga penting juga tak bisa ditawar.
Kasus Dembélé dan Doué jelas menjadi pelajaran, jika tidak segera ditemukan jalan tengah, konflik serupa bisa kembali muncul di masa depan, dengan risiko yang sama: pemain jadi korban, klub kehilangan tenaga, dan tim nasional dipaksa menanggung kritik pedas.