Bagi Susan, kepemimpinan perempuan sering kali lebih kolaboratif, empatik, dan visioner. Ia melihat, meski perempuan sering harus menjalani peran ganda—sebagai ibu, istri, sekaligus profesional—justru dari situlah lahir daya tahan, kreativitas, dan kemampuan manajemen waktu yang luar biasa.
Namun, ia juga tidak menutup mata terhadap tantangan. Stereotip gender, tanggung jawab ganda, hingga akses terbatas terhadap peluang masih menjadi hambatan serius. Baginya, dukungan sistemik sangat penting agar perempuan dapat berperan secara maksimal dalam organisasi maupun masyarakat.
Semangat itulah yang membuat Susan aktif dalam berbagai organisasi: HIMPAUDI, IGRA, hingga Forum PUSPA yang peduli pada kesejahteraan perempuan dan anak. Aktivitas ini membuatnya akrab dengan isu sosial, khususnya yang berkaitan dengan literasi perempuan dan pemberdayaan keluarga.
Baca Juga:Sambut Harpelnas 2025, Indosat Berikan Hadiah Spesial untuk PelangganDipimpin NextGen, Plaza Asia Tasikmalaya Semakin Relevan dan Adaptif di Anniversary Ke-18
Kini, selain mengajar, ia juga menjabat sebagai kepala sekolah MDT (2022–sekarang) serta aktif di Lembaga Penjaminan Mutu (2025). Tak hanya itu, perannya sebagai konsultan di biro psikologi Yasha Educare semakin menegaskan kiprahnya sebagai sosok yang peduli pada perkembangan anak dan keluarga secara menyeluruh.
Susan percaya, pendidikan bukan sekadar transfer ilmu, melainkan proses membentuk karakter dan memerdekakan manusia sejak dini. “Anak-anak adalah kertas putih, goresan pertamanya akan menentukan warna hidup mereka,” ujarnya suatu ketika. Prinsip itulah yang menjadi pijakan setiap langkah pengabdian yang ia jalani.
Di tengah riuhnya dunia pendidikan yang sering kali terjebak dalam formalitas, Susan Nurhayati menghadirkan napas segar dengan pengabdian tulus dan karya nyata. Dari ruang kelas kecil di PAUD hingga forum pemberdayaan perempuan, jejaknya membentang panjang. Dari Ciawi, ia melangkah, membawa pesan sederhana: bahwa mendidik anak adalah kerja peradaban, dan memberdayakan perempuan berarti menguatkan pondasi bangsa. (Ayu Sabrina B)