CIAMIS, RADARTASIK.ID – Sebanyak lebih dari 3.000 guru madrasah di Kabupaten Ciamis masih belum menerima sertifikasi sebagai bagian dari peningkatan kesejahteraan mereka.
Dari total 5.567 guru madrasah yang mengajar di jenjang RA, MI, MTs, hingga MA, hanya sekitar 2.000 yang telah mendapatkan sertifikasi.
Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Ciamis, Jajang Jamaludin, menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan kesejahteraan guru madrasah melalui berbagai program. Salah satunya adalah pengajuan insentif dan tunjangan keprofesian untuk para guru madrasah.
Baca Juga:Semarak Agustusan di Manonjaya, Meriah Jalan Sehat Bersama Wakil Bupati Tasikmalaya: Terima Kasih HadiahnyaGuru PPPK Paru Waktu di Kabupaten Tasikmalaya Mogok Mengajar Massal, Tuntut Kesejahteraan yang Layak!
“Memang, langkah nyata pemerintah di tahun 2025 sudah ada beberapa ratus guru madrasah yang disertifikasi. Itu adalah bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan melalui program sertifikasi kepada guru madrasah,” ujarnya kepada Radar, Rabu 3 September 2025.
Di Kabupaten Ciamis, jumlah guru madrasah, baik yang berstatus ASN maupun honorer, tercatat sekitar 5.567 orang. “Sekitar 95% dari mereka bekerja di madrasah swasta yang dikelola masyarakat atau pihak swasta, sedangkan 5% sisanya berada di madrasah negeri,” jelas Jajang.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa meskipun sertifikasi telah diberikan kepada lebih dari 2.000 guru madrasah, masih banyak yang belum mendapatkan hak yang sama. “Kami akan terus berusaha agar lebih banyak guru yang dapat disertifikasi,” tambahnya.
Selain itu, Jajang juga menjelaskan mengenai kurikulum berbasis cinta yang diterapkan di madrasah. Meskipun berbasis pada Kurikulum Merdeka, madrasah mengintegrasikan pendekatan pembelajaran mendalam dengan nilai cinta, yang menekankan metode penyampaian materi yang lebih humanis.
“Kurikulum berbasis cinta tidak hanya fokus pada substansi materi, tetapi lebih kepada metodologi penyampaian dan interaksi guru dengan siswa,” terangnya.
Menurutnya, dengan pendekatan ini, guru madrasah diharapkan bisa menjadi inspirasi dan motivator bagi siswa. “Karena kurikulum berbasis cinta menekankan peran sentral guru sebagai teladan, guru harus bisa menjadi contoh yang baik bagi siswa,” pungkasnya.
Dalam konteks ini, Kemenag melalui Seksi Pendidikan Madrasah terus bekerja sama dengan Perkumpulan Guru Madrasah Kabupaten Ciamis untuk memperkuat etika dan profesionalisme guru.
Baca Juga:Sera Sani Jabat Unsur Ketua GM FKPPI Kabupaten Tasikmalaya: Teruskan Perjuangan dan Nilai-Nilai Kebangsaan!Dosen Unsil Tasikmalaya Tingkatkan Kapasitas Pelaku UMKM di Desa Selasari Kabupaten Pangandaran
“Ketika guru memberikan contoh yang baik, itu akan menjadi lebih baik bagi perkembangan siswa,” tutup Jajang. (riz)