Hal lain yang membuat Comolli mendapat sorotan adalah sikap kerasnya dalam negosiasi. Ia tidak segan menolak keinginan agen atau klub lain jika dirasa merugikan Juventus.
Contohnya dalam kasus Timothy Weah, ketika sang pemain menolak tawaran dari Nottingham Forest.
Alih-alih panik, Comolli tetap teguh dan akhirnya menjualnya ke klub manapun dengan syarat yang menguntungkan klub.
Baca Juga:Prediksi Formasi Super Ofensif Juventus Usai Bursa Transfer: Tudor Bisa Bermain dengan 6 PenyerangDaftar Pemain Bintang Veteran Serie A yang Berstatus Bebas Transfer: 2 Lulusan AC Milan Masih Nganggur
Begitu pula dengan saga Kolo Muani. PSG menuntut skema pinjaman dengan kewajiban membeli senilai €60 juta (sekitar Rp1,06 triliun).
Comolli menolak karena situasi Dusan Vlahovic belum jelas.
Begitu ia sadar penjualan Vlahovic tak mungkin terjadi, Comolli langsung mengalihkan target ke Lois Openda yang membuat PSG gigit jari.
“Di sini terlihat keberanian seorang direktur sejati. Ia tidak tergoda nama besar, tidak tunduk pada tekanan PSG, dan tetap mengutamakan logika Juventus,” tegas Minchiotti.
Meski mendapat pujian, pekerjaan Comolli belum selesai.
Juventus masih membutuhkan direktur olahraga operasional untuk melengkapi struktur manajemen yang kini dihuni Francois Modesto (Direktur Teknik) dan Giorgio Chiellini (Direktur Strategi Sepak Bola).
Nama-nama seperti Rui Braz, Javier Ribalta, Marco Ottolini, hingga Matteo Tognozzi masuk dalam radar, tetapi keputusan final belum dibuat.
“Comolli telah menempatkan dirinya di jalur yang tepat. Namun perjalanan masih panjang. Bursa transfer Januari akan menjadi ujian berikutnya,” tutup Minchiotti.
Sekarang fans tinggal menunggu apakah tangan besinya di ruang negosiasi akan sama efektifnya ketika hasil pertandingan di lapangan menjadi hakim terakhir.