TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Serangan hama tikus yang melanda tanaman padi petani di wilayah Tasik Utara semakin masif, mengancam hasil panen para petani. Walaupun telah ada upaya untuk menanggulangi masalah ini, masalah hama tikus masih berlanjut tanpa solusi yang memadai.
Anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dari Komisi II, Karom SPdI MM menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi ini, terutama di Tasik Utara yang semakin parah.
Menurut Karom, solusi yang telah diterapkan, seperti gerakan pembasmian manual yang melibatkan pemerintah daerah dan instansi terkait, belum cukup efektif.
Baca Juga:Semarak Agustusan di Manonjaya, Meriah Jalan Sehat Bersama Wakil Bupati Tasikmalaya: Terima Kasih HadiahnyaGuru PPPK Paru Waktu di Kabupaten Tasikmalaya Mogok Mengajar Massal, Tuntut Kesejahteraan yang Layak!
“Gerakan pembasmian hama tikus yang dilakukan sebelumnya memang sudah ada, namun masih menggunakan cara manual yang tidak bisa mengatasi masalah secara menyeluruh,” ujar Karom kepada Radar, Rabu 3 September 2025.
Menurutnya, kebijakan yang lebih sistematis dan terpadu dibutuhkan untuk memutuskan mata rantai serangan tikus ini. Salah satu langkah yang diusulkan adalah penanaman padi secara serentak.
Dengan cara ini, kata dia, siklus hidup tikus dapat dibatasi karena ketika satu blok padi dipanen, tidak ada lagi makanan yang tersedia untuk tikus, yang membuat mereka berpindah ke lahan lainnya.
Namun, di balik harapan tersebut, Karom menyadari bahwa menanam secara serentak memiliki tantangan tersendiri, terutama terkait dengan masalah pengairan.
“Karena terbatasnya air untuk seluruh lahan, penanaman serentak menjadi sulit dilakukan. Hal ini perlu diatasi dengan pembagian jadwal tanam yang tepat berdasarkan ketersediaan air,” tambahnya.
Selain itu, Karom juga mengusulkan untuk memanfaatkan pengendalian alami seperti mendatangkan musuh alami tikus, seperti ular dan burung hantu, untuk mengendalikan populasi tikus di lahan pertanian. Jika penanaman serentak sulit dilaksanakan, langkah ini bisa menjadi alternatif untuk menyeimbangkan ekosistem.
“Kita harus lebih bijaksana dengan menghadirkan musuh alami bagi tikus, seperti ular dan burung hantu, untuk menjaga keseimbangan alam,” tegas Karom.
Baca Juga:Sera Sani Jabat Unsur Ketua GM FKPPI Kabupaten Tasikmalaya: Teruskan Perjuangan dan Nilai-Nilai Kebangsaan!Dosen Unsil Tasikmalaya Tingkatkan Kapasitas Pelaku UMKM di Desa Selasari Kabupaten Pangandaran
Sementara itu, Indie, petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) dari UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat, mengonfirmasi bahwa serangan tikus di wilayah Tasikmalaya Utara sudah teridentifikasi, dengan peningkatan serangan tahun ini dibandingkan tahun lalu.