UBK Tasikmalaya Beri Edukasi Pencegahan Stunting Melalui Responsive Feeding 

edukasi
Tim dosen UBK PSDKU Tasikmalaya menggelar pengabdian di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut pada 19-28 Agustus 2025.
0 Komentar

“Kegiatan inti berupa edukasi dan pelatihan responsive feeding diikuti dengan antusias oleh para peserta, yang sebagian besar merupakan ibu balita, calon ibu, serta ibu rumah tangga di Desa Sirnajaya,” katanya.

Ia menjelaskan, sebelum kegiatan, sebagian peserta masih memiliki pemahaman terbatas mengenai responsive feeding. Namun setelah mengikuti sesi edukasi, terjadi peningkatan pengetahuan yang cukup signifikan. “Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 94,03 persen peserta mencapai kategori pengetahuan baik terkait responsive feeding,” jelasnya.

Lebih lanjut, perubahan perilaku juga mulai terlihat. Sebanyak 80,03 persen peserta berhasil menerapkan responsive feeding dalam keseharian, seperti memberi makan dengan penuh interaksi positif dan memperhatikan respons anak saat makan.

Baca Juga:Memelihara Optimisme Sektor Ritel, APPBI DPD Jawa Barat Kunjungi Mal MalaysiaUBK Tasikmalaya Dorong Peningkatan Kesehatan Ibu Menyusui Lewat Inovasi Produk Herbal Nip-Soothe (SiMiCo)

“Dengan meningkatnya kesadaran dan keterampilan ini, diharapkan angka stunting dapat terus ditekan, sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak di Garut, khususnya di Desa Sirnajaya, dapat berlangsung lebih optimal,” harapnya.

INOVASI SPRAY ANTI-NYAMUK DARI DAUN SEREH

Disamping itu, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang ditempatkan di Desa Sirnajaya, Kabupaten Garut, menghadirkan inovasi sederhana namun bermanfaat bagi masyarakat. Mereka berhasil membuat spray anti-nyamuk berbahan daun sereh dan lilin aromaterapi dari minyak jelantah, sebagai upaya meningkatkan kesehatan sekaligus mengurangi limbah rumah tangga.

Program ini dilatarbelakangi oleh tingginya kasus demam berdarah di wilayah pedesaan dan kurangnya pemanfaatan limbah minyak jelantah. Melalui pendekatan edukasi dan praktik langsung, para mahasiswa mengajak warga untuk mengenal bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar rumah, serta memanfaatkannya menjadi produk bernilai guna.

“Spray anti-nyamuk dari sereh ini dibuat tanpa bahan kimia berbahaya, sehingga aman untuk anak-anak dan ramah lingkungan, selain itu pemanfaatan minyak jelantah menjadi lilin aroma terapi merupakan langkah pemanfaatan limbah rumah tangga yang akan berguna bagi warga” ujar Salsa selaku ketua kelompok KKN.

Selain itu, minyak jelantah yang biasanya dibuang kini diolah menjadi lilin aromaterapi yang wangi, sekaligus membantu mengurangi pencemaran.

Warga Desa Sirnajaya antusias mengikuti pelatihan pembuatan kedua produk tersebut. Hasilnya, mereka tidak hanya memperoleh produk siap pakai, tetapi juga memiliki keterampilan baru yang bisa dikembangkan menjadi usaha rumahan.

0 Komentar