UBK Tasikmalaya Beri Edukasi Pencegahan Stunting Melalui Responsive Feeding 

edukasi
Tim dosen UBK PSDKU Tasikmalaya menggelar pengabdian di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut pada 19-28 Agustus 2025.
0 Komentar

GARUT, RADARTASIK.ID – Upaya pencegahan stunting terus digalakkan di berbagai daerah, salah satunya melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang digelar tim dosen Universitas Bhakti Kencana (UBK) PSDKU Tasikmalaya.

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut pada 19-28 Agustus 2025 dengan fokus pada edukasi pencegahan stunting melalui penerapan responsive feeding bagi ibu balita.

Tim dosen yang terlibat berasal dari Prodi D3 Kebidanan, Prodi Sarjana Keperawatan, dan Ners UBK. Mereka terdiri dari Novianti Rizki Amalia, SST., M.Keb; Ns. Birry Assidiqy, S.Kep., M.Kep; Ns. Hilman Mulyana, S.Kep., M.Kep., Ph.D; Maria Ulfah Jamil, SST., M.Tr.Keb; Bdn. Iis Sopiah Suryani, SST., M.Keb; Ns. Asep Rahmadiana, S.Kep., M.Kep; serta dr. Fitriani Mardiana. Tim dosen dibantu oleh mahasiswa.

Baca Juga:Memelihara Optimisme Sektor Ritel, APPBI DPD Jawa Barat Kunjungi Mal MalaysiaUBK Tasikmalaya Dorong Peningkatan Kesehatan Ibu Menyusui Lewat Inovasi Produk Herbal Nip-Soothe (SiMiCo)

Ketua tim pengabdian, Novianti Rizki Amalia, SST., M.Keb, mengatakan bahwa berdasarkan Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di Indonesia masih berada pada 21,6 persen. Salah satu faktor utama penyebab stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu lama akibat pola pemberian makanan yang tidak sesuai kebutuhan anak.

“Melihat kondisi tersebut, tim dosen UBK menilai penting untuk memberikan edukasi yang dapat membantu masyarakat, khususnya ibu hamil dan ibu balita, memahami cara mencegah stunting. Kegiatan ini diharapkan menjadi jembatan agar program pemerintah dalam pengendalian stunting dapat menjangkau masyarakat hingga ke tingkat desa,” terangnya.

Dalam edukasi tersebut, tim dosen memperkenalkan konsep responsive feeding atau pemberian makan secara aktif dan responsif. Konsep ini menekankan pentingnya interaksi positif antara pengasuh dengan anak saat makan, seperti memberi makanan sesuai usia, mendorong anak untuk makan, merespons jika nafsu makan berkurang, memberi makan di lingkungan yang aman, serta menciptakan suasana menyenangkan.

Pengetahuan dan penerapan responsive feeding yang baik terbukti dapat meningkatkan status gizi anak. Bahkan, ibu yang menerapkannya memiliki risiko lebih rendah anaknya mengalami stunting. Selain itu, responsive feeding juga membantu anak lebih mudah menerima makanan serta melatih kemandirian dalam makan.

0 Komentar