Raimondo Tuding Strategi Transfer AC Milan Seperti Pedagang Pasar: RedBird Cari Untung dari Jualan Pemain

RedBird dan AC Milan
Ilustrasi RedBird dan AC Milan Kolase foto
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Bursa transfer musim panas AC Milan kembali menuai kritikan tajam dari jurnalis sekaligus pengacara Felice Raimondo.

Melalui ulasan panjang di akun media sosialnya, Raimondo menyampaikan kekesalanya terhadap strategi mercato Rossoneri yang menurutnya jauh dari kata memuaskan.

Ia menilai manajemen RedBird dan direktur olahraga baru, Igli Tare, lebih mengandalkan pemasukan dari penjualan pemain ketimbang membangun proyek olahraga yang solid di bawah asuhan Massimiliano Allegri.

Baca Juga:Di Benedetto Puji Langkah Juventus di Hari Terakhir Bursa Transfer, Kritik Tajam AC Milan dan InterJurnalis Italia Beri Nilai 7 untuk Bursa Transfer AS Roma: Gasperini Punya skuad yang Sangat Disegani

Milan memang sibuk di bursa transfer kali ini. Dari sisi penjualan, mereka mencatat hasil yang disebut Raimondo “layak mendapat Oscar”.

Beberapa nama penting seperti Tijjani Reijnders, Theo Hernandez, Malick Thiaw, dan Noah Okafor hengkang, menyusul lebih dari 20 pemain yang keluar jika dihitung dari kontrak habis maupun pinjaman yang tak diperpanjang.

Strategi ini membuat Milan berhasil menutup kekurangan pendapatan akibat absen dari Liga Champions.

Namun, kritik keras muncul karena pembelian pemain baru dinilai tidak sebanding dengan kualitas yang dilepas.

Dua rekrutan termahal, Ardon Jashari dan Christopher Nkunku, menyedot total dana sekitar €70 juta atau setara Rp1,2 triliun.

Meski begitu, Raimondo menilai investasi ini penuh risiko karena Nkunku sudah berusia 28 tahun dengan gaji besar, sementara Jashari masih butuh waktu berkembang.

Ditambah lagi, Adrien Rabiot yang datang sebagai permintaan khusus Allegri, tak diimbangi dengan kedatangan bek senior atau striker baru yang sejatinya dibutuhkan tim.

Baca Juga:Daftar Lengkap Pemain yang Datang dan Pergi dari Bursa Transfer Juventus, Inter dan AC MilanPakai Logika Terbalik, AC Milan Jadi Papan Atas dengan Transfer Terburuk di Serie A

“Pasar transfer masuk Milan kali ini layak mendapat Razzie (film terburuk),” tulis Raimondo pedas.

“Tidak ada rencana yang jelas, lebih banyak keputusan yang didorong peluang ketimbang strategi jangka panjang,” lanjutnya.

Ia mencontohkan bagaimana Milan hanya memenuhi sebagian kebutuhan Allegri, bahkan itu pun terjadi di detik-detik terakhir penutupan bursa transfer.

Lebih jauh, ia menilai pola pikir manajemen RedBird masih mengandalkan “jual-beli ala pedagang pasar” dengan mencari keuntungan besar dari penjualan pemain, bahkan yang tak terlalu bernilai.

Menurutnya, strategi ini memang efektif menyeimbangkan neraca keuangan, tetapi berbahaya bila dijadikan sumber pendapatan utama.

0 Komentar