Memelihara Optimisme Sektor Ritel, APPBI DPD Jawa Barat Kunjungi Mal Malaysia

STUDY BANDING
APPBI DPD Jawa Barat menggelar study banding ke Malaysia bertajuk Malaysia Mall Visit 2025, 22-25 Agustus 2025. 
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dalam rangka meningkatkan inovasi dan kreativitas sektor ritel, Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DPD Jawa Barat menggelar study banding ke Malaysia bertajuk Malaysia Mall Visit 2025, 22-25 Agustus 2025. Acara diikuti perwakilan dari 44 mal di Jawa Barat.

Ketua APPBI DPC Priangan Timur, Lucy Sosilawaty, mengatakan bahwa saat ini sektor ritel menghadapi berbagai tantangan, mulai dari dampak isu internasional, pelemahan daya beli dalam negeri hingga maraknya online shop.

“Berbagai faktor ini menyebabkan penurunan omzet di berbagai pusat perbelanjaan, bahkan ada beberapa mal yang tutup. Belum lagi adanya fenomena Rohana Rojali (rombongan hanya nanya atau hanya lihat-lihat),” kata Lucy yang menjabat Manager Marketing Plaza Asia Tasikmalaya.

Baca Juga:UBK Tasikmalaya Dorong Peningkatan Kesehatan Ibu Menyusui Lewat Inovasi Produk Herbal Nip-Soothe (SiMiCo)55 Tahun Mitsubishi Fuso Jadi Market Leader,  PT Dipo Tasikmalaya Hadirkan Promo Jalan-Jalan Merdeka

Untuk itu, kata ia, perlu peningkatan koordinasi yang intensif antar pengelola mal serta dukungan untuk meningkatkan optimisme dan revenue di sektor ritel.

“Tahun ini kita melakukan study banding ke Malaysia dengan mengunjungi 5 mal ternama. Di sana kita bertemu langsung dengan manajemen dan melakukan sharing season,” terangnya kepada Radar, 1 September 2025. Kelima mal tersebut yakni IOI Putrajaya Mall, TRX Mall, Pavillon Kuala Lumpur, My Town Shopping Center dan Genting Premium Outlet.

“Kondisi mal di sana ramai, karena tingkat daya beli dan life style-nya modern. Harga barang branded di sana juga lebih murah, ini jadi daya tarik,” jelasnya. Selain itu, kolaborasi dan koordinasi antar pengusaha dengan pemerintah juga terjalin baik, iklim investasinya pun kondusif.

Lanjutnya, rata-rata mal di Malaysia juga menggunakan event seni dan olahraga sebagai magnet untuk menarik pengunjung. “Mereka juga kreatif dalam mengemas lahan kosong menjadi ruang-ruang kreatif nan estetik yang jadi daya tarik pengunjung,” terangnya.

Lucy juga mengatakan bahwa dipilihnya Malaysia untuk lokasi study banding karena lokasinya terdekat dengan Indonesia dan mal nya mirip dengan karakteristik mal di Indonesia. “Setelah melihat geliat mal di Malaysia, tentunya kita optimis industri ritel di tanah air bisa bangkit, karena potensinya masih besar,” terangnya.

0 Komentar