Kisah Pengabdian Sertu Usep Komara Asal Tasikmalaya, Tentara yang Dekat dengan Masyarakat, Menebar Kebaikan

SOSOK
Sertu Usep Komara menyimpan cerita panjang tentang pengabdian dan sisi kemanusiaan.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di balik seragam loreng yang melekat pada tubuhnya, Sertu Usep Komara (40) menyimpan cerita panjang tentang pengabdian dan sisi kemanusiaan. Sejak pertama kali mengabdi sebagai prajurit TNI AD pada 2005, langkah kakinya telah menapaki berbagai daerah operasi—dari Aceh, Maluku, Papua, hingga Sumatera. Lahir dari keluarga sederhana, Usep tidak pernah membayangkan hidupnya akan diwarnai perjalanan panjang menjaga kedaulatan negara.

Sebagai tamtama Korps Infanteri, ia pertama kali ditugaskan ke Aceh dalam operasi pemulihan keamanan. Setelah itu, giliran Maluku yang kala itu masih diwarnai konflik horizontal, lalu Papua dengan tantangan serupa. Pada 2018 hingga 2020, ia ditempatkan di Lampung Timur, Sumatera, sebelum akhirnya kembali ke tanah kelahirannya. Kini, ia menjabat sebagai Bati Tuud (Bintara Tata Usaha Urusan Dalam) di Koramil 1224 Cipedes, sekaligus Wakil Danramil.

Di luar tugas militernya, Usep kerap terlihat menebar kebaikan di tengah masyarakat. Ia terbiasa menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan, mulai dari lansia, keluarga miskin hingga penyandang disabilitas yang ditemuinya berjualan di jalan.

Baca Juga:Hotel Santika Tasikmalaya Juara 1 Lomba Masak Jayantara, Tampilkan Kreasi Pangan Lokal Hotel Santika Tasikmalaya Bersihkan Sampah dan Rawat Bumi, Komitmen Jaga Lingkungan Lewat Program Nirundak

“Itu kembali lagi ke ketukan hati, bukan karena perintah. Saya lahir dari keluarga biasa. Kalau lihat orang kurang mampu, hati saya terenyuh. Kalau bisa membantu dengan harta, ya dengan harta. Atau dengan hal lain yang bisa bermanfaat,” ungkapnya.

Pesan orang tuanya terus ia pegang teguh: harus sayang dan cinta pada masyarakat kecil.

Aksi berbagi itu tak jarang ia abadikan di media sosial. Bagi sebagian orang, langkah itu menginspirasi. Namun, tak sedikit pula yang mencibirnya sebagai pencitraan.

“Kalau nyinyir, namanya hidup di dunia pasti ada yang senang dan tidak senang. Yang penting saya tetap fokus. Tujuan saya cuma satu yakni ingin membantu. Membuat orang lain merasa merdeka, cukup pangan dan papan,” katanya mantap.

Inspirasi itu ia akui datang dari sosok Gubernur Jawa Barat. Ia mengagumi keteladanan sang pemimpin. Bersama istri, ia rutin membagikan nasi setiap Jumat. “Saya lihat beliau bukan pencitraan. Bahkan sebelum jadi gubernur, saya sudah mengagumi langkahnya,” ujar Usep.

0 Komentar