Rp 750 Miliar DIgelontorkan, Pelajaran Coding AI Segera Masuk Sekolah, Penerima Bos Kinerja Diwajibkan

pembelajaran kodong dan AI di sekolah di tasikmalaya dan sekitarnya
gambar ilustrasi: pixabay
0 Komentar

Kabupaten Tasikmalaya sendiri menurut dapo.kemendikdasmen.go.id memiliki 1.062 SD, 312 SMP, 76 SMA dan 137 SMK.

Tiga Opsi

Menurut Edi, pelajaran KKA dapat dilaksanakan melalui tiga opsi. Pertama, sebagai mata pelajaran pilihan. Kedua, terintegrasi pada mata pelajaran yang ada. Ketiga, sebagai ekstrakurukuler.

“Dengan tiga pendekatan pilihan. Satu, berbasis internet (bagi sekokah yang sudah siap infrastrukturnya lengkap. Dua, berbasis perangkat (menggunakan teknologi namun terbatas, fokus pada keterampil teknik dasar misal menggunakan softwere). Tiga, tanpa perangkat, berfokus pada penanaman logika berfikir komputasional mll pengalaman kongkrit dan menyenangkan. Sehingga koding sudah dapat dimulai dari tahun ajaran 2025/2026,” paparnya.

Baca Juga:Mahasiswa Endus Dugaan Nepotisme di Lelang Proyek Puskesmas di Kota Tasikmalaya!Proses Audit Selesai, Kepala SMAN 3 Tasikmalaya Dinyatakan Tidak Bersalah dan Aktif Kembali

Terpisah, Plt Kepala SDN 2 Sukamanah, Bangbang Hermana, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menerima kucuran dana Sejak Juli 2025.

“Dana (BOS Kinerja) untuk kegiatan deep learning dan Coding (AI) sudah diterima pihak sekolah penerima sejak Juli 2025. Saat ini tengah berjalan kegiatan OJT (on job training) untuk kedua program tersebut,” jelasnya, Sabtu (23/8/2025).

Menurutnya, pencairan dana dilakukan secara bertahap sesuai dengan Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).

“Pihak sekolah penerima telah mencairkan dana untuk bulan Juli–September. Adapun penarikan dana berikutnya untuk bulan Oktober – Desember, penarikannya bertahap sesuai RKAS,” ujarnya.

Bangbang menambahkan, pada 28 Agustus mendatang, sekolah berencana kembali menggelar pertemuan untuk membahas dan mengkaji Rencana Tindak Lanjut (RTL) dari program Deep Learning dan Coding AI.

Sementara itu untuk mentor pelatihan, penunjukannya dilakukan langsung oleh Dinas Pendidikan.

“Hanya kebetulan, satu mentor Deep Learning berasal dari sekolah saya. Tidak semua sekolah memiliki mentor,” katanya.

Baca Juga:Garis Kemiskinan Wilayah Priangan Timur Naik Tiap Tahun, Berapa Masing-Masing Angkanya?Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan 1000 Persen di Cirebon Distop Gubernur Jabar, Ini Kata Dedi Mulyadi

Ia menilai, pada prinsipnya implementasi program koding AI dan deep learning di sekolah tidak terlalu rumit, mengingat guru sudah terbiasa dengan teknologi.

“Sebenarnya teman guru sudah terbiasa dengan AI ataupun DL, hanya istilah saja yang berbeda,” terangnya.

Namun, kesiapan guru dalam mengimplementasikan program ini berbeda-beda, baik dari segi pemahaman, keterampilan teknis, maupun infrastruktur.

Dari sisi pemahaman, sebagian besar guru baru berada pada tahap awareness. Guru TIK dan sains dinilai lebih siap karena memiliki dasar logika pemrograman, sementara guru non-TIK masih butuh pengenalan awal.

0 Komentar