TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Hotel Santika Tasikmalaya berhasil meraih juara pertama dalam lomba masak kreasi pangan lokal berbahan dasar singkong dan terubuk pada gelaran Jayantara Priangan Timur 2025 di Alun-Alun Dadaha Kota Tasikmalaya. Pengumuman pemenang digelar Minggu (24/8/2025).
Ajang ini terselenggara atas kerja sama Bank Indonesia dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Kompetisi tersebut diikuti oleh 30 tim yang berasal dari berbagai hotel dan restoran di wilayah Priangan Timur, meliputi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis serta Kabupaten Pangandaran.
Setiap tim ditantang untuk mengolah bahan utama singkong dan terubuk menjadi hidangan yang menarik, baik dari sisi rasa maupun penyajian.
Baca Juga:Hotel Santika Tasikmalaya Bersihkan Sampah dan Rawat Bumi, Komitmen Jaga Lingkungan Lewat Program NirundakJayantara 2025 Akselerasi Ekonomi Priangan Timur, Bank Indonesia Tampilkan Showcase 93 UMKM Inspiratif
Executive Chef Hotel Santika Tasikmalaya, Asep Fitriadi (Adi), mengungkapkan bahwa keberhasilan timnya tidak lepas dari kekompakan sejak tahap persiapan hingga pelaksanaan. Tim yang beranggotakan tiga orang ini menyajikan menu Spicy Saccharum Edule Snail Mentai With Mashed Manihot And Laksa Nyonya Sauce atau Terubuk Tutut Mentai Pedas dengan Singkong Tumbuk dan Kuah Laksa Nyonya, sebuah kreasi yang memadukan cita rasa tradisional dengan sentuhan modern.
Menurut Adi, menu yang dibuat tidak hanya memanfaatkan singkong dan terubuk, tetapi juga dilengkapi cabai kering serta tutut sebagai sumber protein. Prosesnya melalui tahapan panjang mulai dari ide, latihan, hingga bersaing dengan tim lain yang sama-sama kuat. Ia menilai kemenangan ini menjadi bukti bahwa bahan pangan lokal dapat diolah menjadi sajian berkelas.
Ia menambahkan bahwa pemilihan terubuk sebagai bahan utama bukan tanpa alasan. Menurutnya, terubuk merupakan salah satu bahan pangan unik yang masih jarang dikenal masyarakat, padahal sudah sejak lama menjadi bagian dari kuliner tradisional.
Selain memberikan kesan autentik, penggunaan terubuk juga menjadi bentuk kampanye untuk mengangkat potensi pangan lokal Tasikmalaya agar semakin dikenal luas.
Lebih jauh, Asep menjelaskan bahwa keberadaan terubuk kini mulai dibudidayakan meski dulunya tumbuh liar seperti alang-alang. Ia bahkan melihat peluang ke depan bahwa singkong dan terubuk dapat menjadi alternatif bahan pangan yang bisa bersanding dengan beras.