Hari Rabu akan dilanjutkan dengan tes fisik, di mana peserta harus berlari sejauh 2,4 km dalam waktu 12 menit, diikuti dengan push up, shit-up, dan tes fisik lainnya.
Pada hari Kamis, peserta akan menjalani tes wawancara, yang sebagian besar dilakukan dalam bahasa Indonesia. Namun, itu belum menentukan kelulusan, karena masih ada tahapan persiapan bahasa Jepang yang akan berlangsung selama 1-2 bulan.
“Peserta harus menguasai dasar-dasar bahasa Jepang, termasuk membaca, menulis, menghitung, serta memahami kosa kata penting,” ujarnya.
Baca Juga:Guru PPPK Paru Waktu di Kabupaten Tasikmalaya Mogok Mengajar Massal, Tuntut Kesejahteraan yang Layak!Sera Sani Jabat Unsur Ketua GM FKPPI Kabupaten Tasikmalaya: Teruskan Perjuangan dan Nilai-Nilai Kebangsaan!
Setelah menyelesaikan tes bahasa, peserta akan mengikuti pelatihan di daerah selama dua bulan sebelum melanjutkan ke pelatihan pusat di Jakarta. Setelah itu, mereka akan dikirim ke Jepang.
Dalam seleksi ini, terdapat peserta yang datang jauh dari Papua, termasuk 10 orang, dengan 9 di antaranya perempuan dan 1 laki-laki. Namun, karena kuota untuk perempuan sedang dihentikan, mereka sementara tertahan di Bekasi untuk mengikuti kursus bahasa.
“Menurut informasi dari Kementerian, perekrutan perempuan baru akan dibuka lagi pada akhir tahun,” ujar Haris. (obi)