PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Suara penolakan terhadap keberadaan Keramba Jaring Apung (KJA) di Pantai Timur Pangandaran kembali menguat.
Para pelaku usaha wisata mendesak pemindahan Keramba Jaring Apung di Pantai Timur Pangandaran karena dinilai mengganggu aktivitas masyarakat lokal sekaligus merusak zona konservasi wisata yang menjadi daya tarik utama daerah ini.
Perwakilan pelaku usaha wisata, Agus Gendon, menegaskan, lokasi Keramba Jaring Apung saat ini tidak tepat.
Baca Juga:Apa Alasan di Balik Rotasi Jabatan di Polres Pangandaran?Kenapa HNSI Menolak Keras Pemasangan Keramba Jaring Apung di Pantai Timur Pangandaran?
Menurutnya, Pantai Timur Pangandaran jelas masuk dalam kawasan konservasi, sehingga keberadaan Keramba Jaring Apung akan bertabrakan dengan kepentingan wisata dan kelestarian alam.
Ia bahkan mengingatkan, jika tidak ada langkah konkret untuk memindahkan Keramba Jaring Apung, para pelaku wisata siap melakukan gerakan yang lebih masif.
”Kita akan bergerak lebih keras lagi dan lebih banyak lagi,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat, 22 Agustus 2025.
Agus juga menolak rencana pemerintah untuk memberi izin pemasangan Keramba Jaring Apung dengan luas 2.000 meter persegi.
Baginya, langkah itu hanya membuka celah perizinan baru di kemudian hari dan tidak akan menyelesaikan masalah utama.
Kekhawatiran ini muncul karena kebijakan tersebut berpotensi melanggengkan aktivitas Keramba Jaring Apung di area yang seharusnya steril dari kegiatan budi daya perikanan.
Nada serupa disampaikan Pupung, pelaku usaha wisata lainnya.
Ia menegaskan, masyarakat Pangandaran pada prinsipnya mendukung investasi demi perkembangan daerah.
Baca Juga:Bumdes di Pangandaran Tersisa 54, Banyak yang Terancam KolapsBukan Bupati Citra Pitriyami, Taman Pesona Pangandaran Masih Pajang Foto Wajah Lama
Namun, khusus untuk Keramba Jaring Apung, harus ada pemahaman yang jelas mengenai batas antara zona konservasi dan zona pariwisata.
Menurutnya, wilayah dari Pangandaran Sunset hingga Cagar Alam adalah kawasan konservasi, sementara Pantai Timur dari pelabuhan hingga Cagar Alam seharusnya disterilkan dari aktivitas Keramba Jaring Apung.
Pupung mengingatkan, wisatawan datang ke Pangandaran untuk menikmati panorama alamnya, termasuk momen matahari terbit di Pantai Timur.
Jika area tersebut dipenuhi Keramba Jaring Apung, daya tarik wisata bisa berkurang drastis.
Ia menekankan, undang-undang sudah jelas melarang penggunaan zona konservasi dan pariwisata untuk kepentingan pribadi. (Deni Nurdiansah)