Bahkan, nama-nama berpengalaman seperti kapten Romagnoli tak luput dari risiko dicadangkan jika kalah bugar atau kurang meyakinkan.
Bagi Sarri, rotasi bukan sekadar strategi teknis, tapi juga pesan psikologis.
Ia ingin menumbuhkan persaingan sehat di ruang ganti dan memastikan bahwa semua pemain merasa dibutuhkan.
Baca Juga:Mattia Zaccagni: Lazio Punya Kualitas untuk Meraih Poin di Kandang ComoResep Jitu Allegri Gantikan Peran Reijnders di AC Milan: Targetkan Loftus-Cheek dan Fofana Cetak 15 Gol
Meski hanya punya satu laga liga per pekan plus Coppa Italia yang baru dimulai Desember nanti, Sarri tak mau ada pemain yang berpuas diri atau kehilangan ritme permainan.
Latihan intens di Formello pun menjadi ujian nyata. Pemain yang tampil menonjol di pekan latihan akan lebih berpeluang tampil di laga resmi, termasuk saat Lazio menghadapi Como di pekan pembuka Serie A.
Dengan pendekatan ini, Sarri ingin membangun tim yang tidak hanya bergantung pada segelintir nama di tengah masa sulit saat ini.
Lazio memang sedang berada di fase genting setelah tahun lalu gagal bersaing di papan atas, ekspektasi musim ini cukup tinggi meski tanpa keikutsertaan di Eropa.
Filosofi baru Sarri bisa menjadi faktor penentu apakah Biancocelesti akan kembali menemukan identitasnya atau justru semakin kehilangan arah.
Yang jelas, satu hal sudah pasti di era baru ini, tak ada lagi kursi empuk untuk pemain inti. Semua harus siap membuktikan diri, pekan demi pekan, di lapangan latihan maupun pertandingan.