TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tim Dosen Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat skim Program Pengabdian Berbasis Masyarakat (PPBM) melalui kegiatan penyuluhan mengenai optimalisasi peran keluarga dalam pencegahan stunting di Posyandu Nusa Indah RW 08 Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, Rabu (20/8/2025).
Tim Dosen Pengabdian Masyarakat Unsil yaitu Nur Lina yang merupakan dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan dan anggota tim pengabdian yaitu Sri Maywati, Siti Novianti, Rian Arie Gustaman yang ketiganya merupakan dosen di Program Studi Kesehatan Masyarakat (FIK) dan satu orang dosen yaitu Yani Sri Astuti yang berasal dari Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Penyuluhan tentang optimalisasi peran keluarga dalam pencegahan stunting diikuti oleh 38 orang ibu yang memiliki balita dan 5 orang kader kesehatan dari Posyandu Nusa Indah yang berlokasi di RW 08 Kelurahan Tamanjaya Kecamatan Tamansari dimana Kampus 2 Universitas Siliwangi berdiri. Kegiatan ini juga diikuti oleh dua orang mahasiswa.
Baca Juga:Jayantara 2025 Akselerasi Ekonomi Priangan Timur, Bank Indonesia Tampilkan Showcase 93 UMKM InspiratifJayantara Priangan Timur 2025 Siap Ramaikan Akhir Pekan! BI Tasikmalaya Dorong Akselerasi Ekonomi
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat Unsil, Nur Lina, mengatakan sebagai perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi dari dosen Unsil telah melakukan kegiatan Pengabdian masyarakat dengan skim PPBM. Itu melalui kegiatan penyuluhan mengenai optimalisasi peran keluarga dalam pencegahan stunting melalui pelatihan deteksi perkembangan balita, pemberian leaflet serta memberikan alat kesehatan berupa baby scale digital yang dibutuhkan posyandu berdasarkan hasil survey awal.
“Adanya pengabdian masyarakat ini diharapkan ibu yang punya balita menyadari risiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada balita. Sehingga mitra mampu merubah persepsinya tentang pentingnya skrining pertumbuhan dan perkembangan balita dengan rutin melakukan kunjungan ke Posyandu,”katanya kepada radar, Kamis (21/8/2025).
Sebab, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di tahun 2022. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024, prevalensi stunting di Indonesia telah turun menjadi 19,8 persen.
“Meskipun terjadi penurunan, angka stunting masih tergolong tinggi dan menjadi perhatian serius pemerintah karena Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024,”ujarnya.