MIN 2 Kota Tasikmalaya Membentuk Siswa Madrasah yang Melek Literasi 

KOMPAK
Guru dan siswa MIN 2 Kota Tasikmalaya foto bersama, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 2 Kota Tasikmalaya terus memperkuat visinya sebagai madrasah unggul yang dilandasi akhlakul karimah melalui berbagai program unggulan.

Di antaranya adalah program penguatan karakter, penguatan literasi, serta penyediaan sejumlah ekstrakurikuler yang mewadahi bakat dan minat siswa di berbagai bidang.

Untuk penguatan karakter, sekolah dengan lebih dari 200 siswa ini menghadirkan pembiasaan ibadah salat Duha berjamaah setiap Selasa, Kamis dan Jumat sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.

Baca Juga:Jayantara Priangan Timur 2025 Siap Ramaikan Akhir Pekan! BI Tasikmalaya Dorong Akselerasi EkonomiDosen Unsil Kenalkan Teknologi Robotika kepada Siswa SDN Citapen

Kepala MIN 2 Kota Tasikmalaya, Sugi Raharjo, menjelaskan bahwa selain pembiasaan ibadah, pihaknya juga rutin menggelar kegiatan parenting. Tujuannya agar madrasah dapat terus bersinergi dengan orang tua dalam membentuk karakter anak.

Tak hanya itu, madrasah juga menghadirkan program Guru Karakter Remaja Islam Mulia (KARIM), di mana satu guru membimbing beberapa siswa.

Sugi menuturkan, guru Karim tidak hanya berperan seperti konselor, tetapi juga memberikan perhatian personal kepada siswa, termasuk menanyakan kabar mereka.

Menurutnya, program Guru Karim sejalan dengan Kurikulum Nasional di mana dalam penerapan metode deep learning yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), di antaranya ada yang disebut guru wali.

“Ternyata di kurikulum yang baru sekarang, itu muncul namanya guru wali, jadi ada wali kelas, ada guru wali. Jadi guru wali itu, satu guru menangani berapa siswa,” jelas Sugi.

Adapun program penguatan literasi, menurut Sugi, lahir sebagai respons terhadap fenomena anak-anak yang mulai kecanduan perangkat digital atau gadget.

Dalam pelaksanaannya, literasi diperkuat melalui pembelajaran di kelas. Guru memberikan teks bacaan, kemudian memancing siswa dengan pertanyaan agar mereka tidak hanya membaca, tetapi juga memahami isi bacaan.

Baca Juga:Transaksi QRIS di Priangan Timur Capai Rp 11,36 Triliun, Bank Indonesia Tasikmalaya Gelar Pekan QRIS Nasional Maknai HUT RI ke-80, Plaza Asia Berharap Pemerintah Terus Dorong Kemajuan Usaha Lokal

“Jadi anak tidak dibiarkan baca-baca, tapi tanpa kita pancing ulang. Kalau baca saja anak-anak bisa baca, bacanya sampai selesai? Iya. Tapi apakah literasinya meningkat? Tidak selalu,” tuturnya.

Selain di dalam kelas, penguatan literasi juga dilakukan dalam bentuk kegiatan massal. “Di momen tertentu siswa berkumpul, mereka ada yang menyampaikan bacaan, kemudian ada yang menanggapi,” jelasnya kepada Radar, Rabu (20/8/2025).

0 Komentar