TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di panggung stand up comedy, namanya dikenal sebagai Sun Goonk. Lahir dengan nama asli Rega Nugraha Subki (31), pria ini menggabungkan dua dunia yang jarang bersinggungan: seni tradisi dan komedi tunggal.
Nama “Goonk” lahir dari kebiasaannya sejak SMA, yang selalu duduk dekat goonk saat menghadiri upacara adat di Sanggar Panghegar. Sementara tambahan “Sun” adalah plesetan dari tokoh legendaris Sun Go Kong, memberi sentuhan unik pada identitas panggungnya.
Bakat seninya tumbuh sejak duduk di bangku SMP. Tahun 2007, Rega mulai aktif di karawitan di sanggar seni. Dunia seni tradisi mengasah rasa humor dan kepekaannya pada cerita rakyat, lewat perannya jadi lengser.
Baca Juga:Jayantara Priangan Timur 2025 Siap Ramaikan Akhir Pekan! BI Tasikmalaya Dorong Akselerasi EkonomiDosen Unsil Kenalkan Teknologi Robotika kepada Siswa SDN Citapen
Ketertarikannya pada stand up comedy muncul tahun 2013. Dua tahun kemudian, ia mencoba peruntungan di panggung open mic usai menonton penampilan Abdul Arsyad. Debutnya berlangsung di HZ dekat Masjid Agung Tasikmalaya pada 2015.
“Pertama kali lumayan, ada yang ketawa. Tapi di kesempatan kelima atau keenam malah ngeboom. Untung waktu itu ada teman-teman Stand Up Bandung yang kasih masukan,” kenangnya. Materi perdananya berkisah tentang pengalamannya menjadi lengser dalam upacara adat.
Bagi Rega, membangun pasar stand up di Tasikmalaya tidak semudah musik. “Sekarang di TikTok, 15 detik orang sudah dapat lucunya. Kita harus bikin 30 detik pertama itu penonton sudah gerr (sangat lucu), biar mereka mau ikut ke alur cerita,” ujarnya.
Komersialisasi bukan tujuan utamanya. Ia lebih melihat stand up sebagai ruang bersenang-senang dan bercerita. Meski begitu, ia pernah tampil di berbagai ajang, seperti Lomba Stand Up Honda Vario 2017 (juara pertama), Lomba Adira 2023 (juara pertama), dan Lomba Stand Up KPU Kota Tasikmalaya 2024. Ia juga pernah ikut audisi online SUCI pada 2018.
Rega mengagumi AWE Andi Wijaya, komika asal Bekasi yang dikenal dengan gaya kenak-kanakan namun matang dalam penyampaian materi. Ia juga terinspirasi oleh Abdur, yang berani membawakan isu-isu kritis dengan gaya bercerita yang mengalir.
SENI SEBAGAI PENYEMBUHAN DIRI