Jembatan Gantung Sukamenak Kota Tasikmalaya, Sisa Program Nawacita Jokowi di Wilayah Priangan Timur

Jembatan gantung sukamenak kota tasikmalaya
Jembatan Gantung Sukamenak membentang di atas Sungai Citanduy yang memisahkan Kota Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dua tahun sejak rampung dibangun Kementerian PUPR, Jembatan Gantung Sukamenak di atas Sungai Citanduy masih belum benar-benar memberi manfaat bagi warga.

Jembatan yang menghubungkan Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, dengan Desa Wanasigra, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis, itu justru berakhir seperti “monumen” tanpa akses memadai.

Jembatan sepanjang 100 meter dengan lebar sekitar satu meter tersebut dibangun pada 2023, melalui program Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR yang bertujuan memperkuat konektivitas antar-desa.

Baca Juga:Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan 1000 Persen di Cirebon Distop Gubernur Jabar, Ini Kata Dedi MulyadiKota Tasikmalaya dan Dua Daerah Lain Belum KLA, Pemprov Jabar Gagal Raih Penghargaan Provila dari KemenPPA

Dari sisi Ciamis, akses jalan menuju jembatan sudah dicor dan bisa dilalui kendaraan kecil maupun pejalan kaki. Namun, dari sisi Sukamenak, akses masih berupa jalan setapak sepanjang 400–500 meter melewati kebun warga dengan kontur tanah curam. Kondisi itu membuat petani dan pedagang kecil, yang seharusnya terbantu, justru kesulitan memanfaatkan jembatan.

Fajar Utama, warga Kampung Benteng RW 7, Kelurahan Sukamenak, menyebutkan warga menunggu kabar baik ihwal pembebasan lahan sebagaimana pernah dijanjikan pemerintah kota.

“Dana kompensasi dulu enggak ada, cuman ada buat pembangunan jembatan aja. Kenapa dibikin suatu akses jika tidak terkoneksi ke akses lainnya,” ujarnya, Selasa (19/8/2025).

Apalagi, Fajar menceritakan bahwa jalan setapak dan lahan besar dekat jembatan itu, milik dua orang yang berbeda. Satu pihak bersedia untuk memberikannya untuk dibebaskan lahan, sedang pihak lainnya masih bernegosiasi.

Pria yang juga bagian dari Ikatan Pemuda Pemudi Benteng (Ikpapiben) itu mengatakan, dari sisi historis dan kekerabatan, warga Sukamenak dan Wanasigra memiliki hubungan dekat. Selain itu, secara efisiensi, jembatan ini bisa memangkas waktu tempuh 3–5 menit dibanding harus memutar lewat jalan utama.

“Kalau memutar lewat jalan biasa kan jauh. Sedangkan lewat akses ini, tampaknya bisa memangkas waktu hampir 5–3 menit untuk sampai,” tambahnya.

“Kalau untuk pertanian, paling di lahan sisi lainnya. Hanya saja, kalau musim kemarau warga RW 7 sebelah utara susah air. Dibuat embung air, cuman tidak berfungsi. Biasanya dipakai kebutuhan warga sarana cuci pakaian atau apapun,” sambung Fajar.

0 Komentar