Warga Kampung Benteng Kota Tasikmalaya Sekarang Tak Lagi Buang Sampah ke TPA Ciangir

pengelolaan sampah di Kampung Benteng Kota Tasikmalaya
Warga Kampung Benteng Kelurahan Sukamenak Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya menimbang sampah sebelum dibakar pada insinerator sederhana. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Warga Kampung Benteng, RW 7, Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu, memilih jalur mandiri dalam mengatasi persoalan sampah. Sejak empat bulan terakhir, mereka tak lagi menyumbang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir.

Langkah ini dipelopori Fajar bersama Ketua RW 7, Riska Suswanto. Keduanya menggagas pengelolaan sampah berbasis swadaya masyarakat. Sistemnya sederhana, setiap dua minggu sekali ada petugas kampung yang mengambil sampah dari rumah warga.

“Awalnya hanya untuk rumah saya saja. Tapi kemudian DKM ikut menanyakan bagaimana kalau diterapkan untuk satu kampung. Gayung bersambut, alhamdulillah warga setuju,” ujar Fajar, Selasa (19/8/2025).

Baca Juga:Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan 1000 Persen di Cirebon Distop Gubernur Jabar, Ini Kata Dedi MulyadiKota Tasikmalaya dan Dua Daerah Lain Belum KLA, Pemprov Jabar Gagal Raih Penghargaan Provila dari KemenPPA

Sampah yang terkumpul tidak langsung dibuang, melainkan diproses melalui pembakaran menggunakan incinerator sederhana. Prosesnya dijadwalkan dua kali seminggu, setiap Senin dan Jumat.

“Sekali narik sampah, dalam empat hari bisa terkumpul sekitar 1,2 ton. Jadi kalau seminggu, hampir 3 sampai 4 ton sampah yang dihasilkan warga di sini,” jelasnya.

Selama ini operasional pengelolaan masih murni swadaya. Warga iuran sukarela, ada yang menyumbang Rp2.000 ketika petugas sampah datang. Namun, Fajar menyadari keberlangsungan perlu dipikirkan lebih matang, terutama untuk operator pengelola sampah agar bisa hidup dari pekerjaan ini.

“Saya pikirkan jangka panjangnya. Bagaimana pengelola atau operator ini bisa tetap bertahan hidup. Selama ini mereka hanya mengandalkan hasil udunan warga,” tuturnya.

Dengan inisiatif ini, warga Kampung Benteng merasa lebih tenang karena lingkungannya bersih dan tak lagi menambah beban TPA Ciangir. Mereka berharap sistem ini bisa menular ke kelurahan lain di Kota Tasikmalaya.

Data Dinas Lingkungan Hidup menyebut Kota Tasikmalaya menghasilkan lebih dari 320 ton sampah per hari. Nyaris seluruhnya langsung dikirim ke TPA Ciangir tanpa melalui pengolahan berarti.

Kondisi ini membuat beban TPA semakin berat, apalagi sistem yang digunakan masih sebatas controlled landfill — sampah hanya ditimbun dengan tanah, belum sanitary landfill penuh yang lebih ramah lingkungan.

Baca Juga:Bupati Pangandaran Lepas Mahasiswa KKN STH Galunggung ke Lima Desa di Kecamatan ParigiBerburu Layangan Putus, Seorang Anak di Kota Tasikmalaya Terserempet Motor dan Meninggal Dunia

Beberapa rencana sudah disiapkan Pemkot Tasikmalaya untuk menata TPA Ciangir agar beralih ke sistem sanitary landfill, namun sebagian besar masih tahap persiapan dan belum bisa menjawab masalah darurat volume sampah harian.

0 Komentar