PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Bukan hanya terjadi di Pantai Batukaras, lebih jauh ke arah barat, tepatnya di Pantai Ciparanti, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran, abrasi sudah menjadi masalah yang tak kalah serius.
Abrasi Pantai Ciparanti Pangandaran ini telah menggerus sekitar 600 meteran garis pantai, dan jika dibiarkan, bisa mengancam jalan raya yang menjadi akses utama bagi warga dan wisatawan.
Kepala Desa Ciparanti, Dadang Suherman, mengungkapkan, abrasi di Pantai Ciparanti ini sudah terjadi sejak lama dan semakin memburuk setiap kali cuaca ekstrem melanda.
Baca Juga:Tenang! Tidak Ada Kenaikan Tarif PBB di Pangandaran, Warga Diminta Tetap Tertib Bayar PajakPolisi Soroti Peran Vital Satpam dalam Menjaga Keamanan di Kabupaten Pangandaran
Ia menjelaskan, peristiwa alam ini memengaruhi pantai dari perbatasan Desa Legokjawa hingga lapangan besar di Ciparanti.
Ketika cuaca ekstrem, air laut naik sampai ke jalan raya. ”Kalau dibiarkan, bisa-bisa abrasinya sampai jalan umum,” ucapnya baru-baru ini.
Pantai Ciparanti bukan hanya menjadi tempat wisata di Pangandaran, namun juga pusat aktivitas ekonomi masyarakat setempat.
Di sepanjang pantai ini, terdapat sejumlah warung yang sering menjadi tempat istirahat bagi para pengguna jalan.
Iis Nurjanah, salah seorang pedagang warung di Ciparanti, mengungkapkan rasa khawatirnya.
Ketika air laut pasang, dia terpaksa menutup warung. ”Kadang-kadang air laut naik ke jalan, ya takut kenapa-napa sayanya,” terangnya.
Hal ini semakin memperburuk keadaan, mengingat jalan raya tersebut merupakan jalur penting yang menghubungkan Kabupaten Pangandaran dengan Kabupaten Tasikmalaya.
Baca Juga:Abrasi Pantai Batukaras Kabupaten Pangandaran Semakin Parah, Bupati Citra Pitriya Tegaskan Solusinya Tak MurahTiket Wisata Palsu di Pangandaran: Fokus Mapan Desak Follow the Money Demi Bongkar Korupsi
Rencana Pembangunan Breakwater
Ancaman abrasi yang semakin meluas juga menyangkut infrastruktur penting, yaitu jalur pantai selatan (Pansela) yang menghubungkan wilayah Pantai Ciparanti dengan daerah-daerah lainnya.
Jika abrasi terus menggerus, akses menuju Kabupaten Tasikmalaya dan sebaliknya akan terganggu, yang dapat berdampak pada perekonomian dan mobilitas masyarakat.
Untuk mengatasi masalah ini, ada rencana pembangunan breakwater yang diharapkan dapat menahan ombak dan memperlambat proses abrasi.
”Insyaallah katanya (pembangunan breakwater) tahun ini. Ya mudah-mudahan mah terealisasi,” terang Dadang Suherman. (Deni Nurdiansah)