TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Video berdurasi 1 menit 20 detik yang viral di media sosial memperlihatkan warga berteriak, sampah berserakan di halaman kantor desa, serta aksi perusakan papan informasi.
Peristiwa itu ternyata terjadi di Kantor Desa Singasari, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (17/8/2025).
Kepala Desa Singasari, Kuroni, membenarkan kejadian tersebut.
“Betul kejadiannya di Singasari, sedang difasilitasi oleh APH,” ujarnya saat dikonfirmasi Radar Minggu sore.
Baca Juga:Kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan 1000 Persen di Cirebon Distop Gubernur Jabar, Ini Kata Dedi MulyadiKota Tasikmalaya dan Dua Daerah Lain Belum KLA, Pemprov Jabar Gagal Raih Penghargaan Provila dari KemenPPA
Ia menjelaskan setiap tahun desa menggelar pesta rakyat berupa pawai atau karnaval yang menampilkan seni budaya.
Beberapa tahun terakhir ditambahkan reward bagi penampilan terbaik.
Namun, warga Kampung Bunisari RW 5 Desa Singasari tidak menerima kekalahan dengan alasan tidak diberi waktu cukup saat tampil, meski panitia menyebut sudah lebih dari 5 menit.
“Jadi ada penilaian bagi warga yang ikut karnaval menampilkan seni budaya kedaerahan. Ada 3 kepunduhan yang ikut,” katanya.
Ketua Panitia Pelaksana, Jono Septahadi, mengungkapkan insiden terjadi setelah dirinya pulang dari lokasi.
Saat kembali, ia hanya melihat sampah dan barang rusak di halaman kantor desa.
“Yang dipermasalahkan dan yang menjadi pemicunya itu adalah lomba karnaval yang dilaksanakan dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 80,” ujarnya.
Menurut Jono, aturan lomba sudah disampaikan secara tertulis, termasuk rute dan waktu perform.
Baca Juga:Bupati Pangandaran Lepas Mahasiswa KKN STH Galunggung ke Lima Desa di Kecamatan ParigiBerburu Layangan Putus, Seorang Anak di Kota Tasikmalaya Terserempet Motor dan Meninggal Dunia
“Ketika perform di depan podium itu, setiap ke RW-an diberi waktu selama 5 menit dan itu sudah disepakati oleh semua RW dalam rakor. Kurang lebih ada 16 ke RW-an yang ikut lomba karnaval tersebut,” jelasnya.
Ia menambahkan RW 5 merasa tampilnya kurang dari 5 menit, padahal panitia memastikan sudah sesuai aturan.
Jono menyayangkan sikap warga RW 5 yang membuat keributan.
“Saya pikir itu sudah clear dan saya pulang, namun ketika di perjalanan pulang ternyata ada kejadian seperti di video viral itu. Pas kejadian mungkin ada beberapa perangkat desa yang masih ada di kantor desa,” tuturnya.
Ia menilai RW 5 ingin kejelasan karena tidak puas, tetapi RW lain yang juga kalah bisa menerima dengan lapang dada.