RADARTASIK.ID – Di tengah hiruk-pikuk bursa transfer musim panas, nama Rasmus Hojlund sempat jadi sorotan besar di radar AC Milan.
Rossoneri melihatnya sebagai sosok muda yang mampu membawa ancaman di lini depan, mengombinasikan kecepatan dan kekuatan fisik.
Namun, semua rencana itu bisa layu sebelum berkembang karena Hojlund menolak format transfer yang diajukan Milan.
Baca Juga:Pemilik AS Roma Larang Kone Pindah ke Inter: Tolak Tawaran Lebih dari Rp733 MiliarJadon Sancho Merapat ke AS Roma, Massara Lanjut Incar Dua Pemain Lagi
Menariknya, ada kemungkinan alasan penolakannya meninggalkan Manchester United lebih emosional daripada sekadar hitung-hitungan bisnis.
Seperti diketahui, Milan menjadikan Hojlund sebagai incaran teratas dibandingkan dengan striker Juventus, Dusan Vlahovic.
Direktur olahraga Igli Tare bahkan menilai penyerang berusia 21 tahun itu sebagai pasangan ideal bagi Santiago Gimenez yang baru saja kembali ke tim.
Milan ingin menambah penyerang yang bisa membuka ruang, menusuk pertahanan lawan, dan memberi variasi serangan bagi Allegri.
Kontak langsung dengan klub dan agen Hojlund pun sudah dilakukan.
Rossoneri memaparkan rencana jangka panjang, termasuk peran sentral yang akan ia mainkan di San Siro.
Namun, menurut laporan Matteo Moretto, Hojlund sejak awal sudah menyimpan satu syarat yang tak bisa ditawar bahwa ia hanya mau hengkang jika ada kepastian.
Moretto memaparkan Hojlund menolak skema transfer pinjaman kering dan pinjaman dengan opsi beli.
Baca Juga:Jadwal Lengkap Como di Serie A: Desember Jadi Bulan Neraka Bagi FabregasLangkah AS Roma Datangkan Bek Jangkung Jan Ziolkowski Terganjal Klausul Pembelian Kembali
Satu-satunya format yang ia mau adalah pinjaman permanen dengan kewajiban beli tanpa syarat di akhir musim nanti.
Harga yang dipasang Manchester United sekitar £60 juta atau €70 juta (setara Rp1,24 triliun) juga bukan angka ringan bagi kantong Milan.
Komitmen sebesar itu tanpa masa uji jelas berisiko. Namun bagi Hojlund, masa depannya terlalu berharga untuk dipertaruhkan dalam kesepakatan yang sifatnya sementara.
Di balik sikap tegas itu, mungkin ada alasan yang membuat keputusan Hojlund terasa lebih personal.
Ia tumbuh sebagai penggemar Manchester United, dan ketika Setan Merah membawanya dari Atalanta, itu seperti mimpi yang jadi kenyataan.
Meski musim debutnya di Premier League jauh dari kata gemilang, ia merasa belum waktunya menyerah.
Kedatangan Benjamin Sesko memang memperketat persaingan di lini depan. Namun, pelatih Ruben Amorim diyakini tetap memberi menit bermain untuknya.