BANJAR, RADARTASIK.ID – Hujan deras yang mengguyur Kota Banjar sejak Rabu malam, 13 Agustus 2025, membawa dampak bencana bagi warga.
Di Lingkungan Sumanding Wetan, RT 03 RW 22, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, banjir masih menggenangi rumah-rumah warga hingga Kamis, 14 Agustus 2025.
Banjir di Kota Banjar ini bukan hanya menyebabkan kerugian material, tetapi juga memperlihatkan permasalahan serius dalam infrastruktur drainase di wilayah tersebut.
Baca Juga:Progres Pembentukan Desa Sindangmulya di Kota Banjar: Langkah Menuju Desa Baru yang Penuh HarapanTertahan di Birokrasi, Kendaraan Operasional Damkar Kota Banjar Terancam Tak Bisa Melayani Masyarakat
Banjir yang terjadi di Kota Banjar kali ini lebih parah dibandingkan dengan biasanya.
Ketua RW 22 Lingkungan Sumanding Wetan, Elan, mengungkapkan, hujan deras hantam Kota Banjar dimulai pada Rabu sekitar pukul 22.00 WIB, membuat air terus meningkat pada Kamis pukul 05.00 WIB.
Empat rumah di Lingkungan Sumanding Wetan terendam, dengan ketinggian air mencapai mata kaki, bahkan hingga setinggi lutut.
Di antara rumah-rumah yang terendam adalah milik Euis, Igun Gunarto, Bahrum, dan Muslim.
Banjir seperti ini, yang sudah menjadi langganan di Lingkungan Sumanding Wetan, biasanya hanya sebatas genangan setinggi mata kaki dan surut dalam waktu singkat.
Namun kali ini, air justru terus naik, membuat aktivitas warga terganggu.
Anak-anak yang hendak pulang sekolah terhalang banjir, sementara kendaraan yang memaksa melewati banjir mengalami kerusakan, dengan motor-motor mogok.
Baca Juga:Dari Kebersihan Irigasi Menuju Masa Depan Pertanian Berkelanjutan di Kota BanjarMomen Kemerdekaan, Polres Banjar Renovasi Halte Angkutan Umum untuk Warga
”Kalau hujan lagi, maka air akan semakin naik. Karena saluran menuju ke wilayah Pataruman kecil, sehingga tidak bisa menampung dan balik lagi ke sini (Sumanding Wetan),” jelas Elan, Kamis, 14 Agustus 2025.
Menurutnya, warga sudah sering mengajukan perbaikan saluran air yang semakin sempit dan dangkal, namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pemerintah.
Lurah Mekarsari, Ferry Angga, yang turut meninjau lokasi bencana, menjelaskan, saluran air di wilayah Sumanding Wetan terkendala di hulu yang berada di wilayah lain dengan ukuran yang terlalu kecil.
Ketika terjadi hujan besar, air kiriman tidak dapat tertampung, menyebabkan banjir.
Selain itu, endapan-endapan yang terbentuk di saluran air selama musim kemarau juga menjadi salah satu penyebab utama tersumbatnya aliran air.
Ferry menambahkan, perbaikan sistem drainase memang sudah sering diusulkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), namun penyelesaian masalah ini tidak bisa dilakukan secara parsial.