SPPG Diindikasi Berebut Sekolah! Pemetaan MBG di Kota Tasikmalaya Perlu Dievaluasi

Program MBG Kota Tasikmalaya, Makan siang gratis siswa sekolah
Sekretaris Partai Demokrat Irfan Ramdhani
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah sudah menggulirkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), meskipun belum menyeluruh. Namun secara teknis masih ada polemik yang membuat realisasi di lapangan terkendala.

Hal itu diungkapkan aktivis pemuda Irfan Ramdani mengatakan pada dasarnya masyarakat merespons positif program MBG. Karena bisa meringankan beban para orang tua dalam pemenuhan gizi serta bekal sekolah. “Mendapat respons positif karena memang memberikan manfaat,” ungkapnya kepada Radar, Selasa (12/8/2025).

Program yang positif ini menurut Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Tasikmalaya ini harus didukung oleh pengawasan dan pengelolaan yang baik. Karena saat ini sebagian MBG belum merata ke sekolah khususnya di Kota Tasikmalaya. “Kalau saya lihat salah satu kendalanya karena dapur MBG yang terbatas,” terangnya.

Baca Juga:Kawasan Dadaha Tasikmalaya Bakal Disterilkan dari PKl dan Parkir SembaranganRotasi Mutasi Pejabat Eselon 2 Pemkot Tasikmalaya Dinilai Tidak Pro Pelayanan

Namun persoalan lainnya, dia melihat ada soal kerjasama antara sekolah dan Satuan Pelayanan pemenuhan Gizi (SPPG). Di mana SPPG berebut lahan atau sekolah untuk menjadi target distribusi. “Seolah berebut tanda tangan kepala sekolah, tidak lagi berbicara teritorial lokasi yang dekat,” katanya.

Bahkan dia menemukan indikasi pengkondisian yang dilakukan oleh sekelompok orang. Sekolah mau tidak mau harus bekerja sama dengan SPPG tertentu alias dimonopoli. “Ini jadi hal yang kurang baik karena bisa mengganggu kondusivitas,” tuturnya.

Dari hal ini dia berharap lembaga pemerintah terkait bisa melakukan evaluasi dan pengawasan. Khususnya mengenai SPPG dan target sekolah yang akan diberikan suplai MBG. “Supaya ada keadilan bagi setiap SPPG, tidak sampai ada persaingan tidak sehat,” terangnya.

Jika ini dibiarkan, dikhawatirkan ada gesekan antar SPPG yang tentunya akan mengganggu kelancaran program MBG ini. Karena persaingan yang tidak sehat bisa memicu hal yang negatif. “Jangan sampai program yang positif ini malah berdampak negatif,” imbuhnya.(rangga jatnika)

0 Komentar