TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sepuluh hari pascabanjir, rumah milik Maryati (60) di Kampung Cilembu, Desa Cikunten, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, masih dibiarkan rusak parah tanpa perbaikan dari pemerintah. Atap dan bangunan yang retak terus ambruk, menimbulkan trauma bagi keluarga dan kekhawatiran bagi warga sekitar.
Ketua RT 08 RW 03, Agus Rohman, menegaskan kondisi rumah tersebut sudah darurat dan harus segera diperbaiki. “Tolong pemerintah terkait yang bisa menanggulangi bencana alam, tolong ke lokasi dan melakukan penanganan serius. Sudah 10 hari warga kami menunggu kapan bantuan turun,” ujarnya kepada Radar, Rabu 13 Agustus 2025.
Ia menyebut, meski perwakilan pemerintah sudah beberapa kali datang ke lokasi, belum ada langkah nyata perbaikan. “Bahkan penghuni rumah sampai tidak bisa tidur karena khawatir bangunan ambruk ke rumah yang ditinggali di sebelahnya,” tambahnya.
Baca Juga:Guru PPPK Paru Waktu di Kabupaten Tasikmalaya Mogok Mengajar Massal, Tuntut Kesejahteraan yang Layak!Sera Sani Jabat Unsur Ketua GM FKPPI Kabupaten Tasikmalaya: Teruskan Perjuangan dan Nilai-Nilai Kebangsaan!
Agus Munawar (53), menantu Maryati, juga mendesak percepatan perbaikan. “Kepada pemerintah terkait untuk secepatnya ada tanggapan untuk memperbaiki. Karena bangunan terus retak dan ambruk khawatir semuanya ambruk,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya, Ade Rino, menjelaskan pihaknya sudah melakukan survei dan mengusulkan rumah tersebut masuk dalam daftar Calon Penerima dan Calon Lokasi (CPCL) bantuan.
“Terkait waktu kapan untuk mulai perbaikan, itu kami tidak bisa menentukan. Akan tetapi dari aspek perencanaan dan teknis pengusulan targetnya dalam bulan Agustus sudah lengkap,” terangnya. (dik)