RADARTASIK.ID – Paolo Di Canio tak ragu menetapkan Napoli sebagai kandidat terkuat untuk meraih scudetto Serie A musim ini.
Dalam wawancara bersama La Gazzetta dello Sport, Di Canio menilai kestabilan manajemen dan konsistensi teknis akan menjadi kunci utama Partenopei mempertahankan mahkota juara.
“Kejuaraan seperti apa yang saya harapkan? Bagi Napoli, apa yang pernah saya katakan tentang Inter berlaku: Anda tidak mengganti staf pelatih, Anda memperkuat diri dengan pemain yang memang diinginkan pelatih. Itu faktor besar,” ujarnya.
Baca Juga:Ban Kapten Dicopot Gasperini, Lorenzo Pellegrini Dirayu Klub Liga InggrisAgen Lookman Mendarat di Italia, Atalanta Ngebut Boyong Striker Rp792 Miliar dari Brasil
Menurutnya, di saat klub-klub lain sibuk melakukan perubahan formasi atau bahkan mengganti pelatih, Napoli justru menjaga kontinuitas.
“Napoli tetap menjadi favorit. Inter, dengan antusiasme baru, juga dapat mengubah prinsip permainan mereka, dan AC Milan, dengan Allegri yang pragmatis yang akan fokus pada pertahanan, saya tempatkan mereka setelah Napoli,” lanjutnya.
Di Canio juga menyoroti potensi kebangkitan Juventus, meski menurutnya Si Nyonya Tua akan langsung mendapat tekanan sejak awal musim.
“Juventus akan segera diserang. Mereka akan terus menekan jika Vlahovic pergi dan Tonali datang,” paparnya.
Namun, ia menilai Atalanta yang kini ditangani Ivan Juric berada cukup jauh dari persaingan papan atas.
Baginya, Atalanta bukan kandidit peraih scudetto karena ditinggal Gian Piero Gasperini, tetapi juga karena kehilangan sosok seperti Percassi yang menjadi arsitek kebangkitan klub.
Selain membahas peta persaingan Serie A, Di Canio juga mengomentari fenomena kedatangan dua bintang veteran, Kevin De Bruyne dan Luka Modric.
Baca Juga:Dua Pemain Terburuk Inter Milan Saat Melawan Monza: Performa Luis Henrique Tak Sesuai HargaDaftar 3 Pemain Inter yang Tampil Memukau Saat Taklukkan Monza: Pio Esposito Bermain Seperti Panzer
“Saya tidak ingin menjadi perusak suasana, tapi saya punya dua pemikiran. Pertama, saya akan menikmati permainan mereka,” katanya.
“Tapi saya kecewa karena tidak ada yang mencari mereka saat masih di Eropa, bahkan di divisi ketiga atau keempat. Kita merekrut mereka ketika sudah di puncak usia,” tambahnya.
Di Canio nahkan menyebut sepak bola Italia sekarang menjadi pelabuhan akhir para pemain top dunia.
“Dari Ronaldo hingga Ribery, kita sering membawa mereka di masa senja karier. Saya ingin menggunakan istilah ini dengan ramah: kuburan gajah-gajah mulia,” pungkasnya.