Guru Mogok Ngajar, Siswa di Kabupaten Tasikmalaya Jadi Telantar

guru mogok ngajar
para pelajar SDN Giriwangi Kecamatan Leuwisari belajar sendiri. (Ujang Nandar/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aksi mogok mengajar yang dilakukan oleh sejumlah guru PPPK Paruh Waktu berdampak terhadap proses pembelajaran di sejumlah sekolah di Kabupaten Tasikmalaya.

Berdasarkan pantauan di lapangan, beberapa sekolah terpaksa mengubah metode pembelajaran karena kekurangan tenaga pengajar.

Salah satunya terjadi di SDN Giriwangi, Kecamatan Leuwisari. Di sana para siswa hanya diberikan tugas mandiri tanpa pembelajaran tatap muka yang memadai. Kondisi ini membuat sebagian siswa terlihat tidak fokus belajar.

Baca Juga:Kota Tasikmalaya dan Dua Daerah Lain Belum KLA, Pemprov Jabar Gagal Raih Penghargaan Provila dari KemenPPABupati Pangandaran Lepas Mahasiswa KKN STH Galunggung ke Lima Desa di Kecamatan Parigi

Informasi yang diterima Radartasik.com menyebutkan, di sekolah tersebut hanya tersisa dua guru yang tetap masuk mengajar, sementara guru lainnya mengikuti aksi mogok massal. Situasi ini mengakibatkan proses belajar mengajar tidak berjalan optimal.

Ketua RT di Kampung Giriwangi, Desa Cigadog, Kecamatan Sariwangi, Hendi, mengungkapkan kekhawatirannya atas dampak aksi mogok terhadap masa depan pendidikan anak-anak di wilayahnya.

“Siswa terlantar karena guru yang masuk hanya dua orang. Kalau seperti ini terus, bagaimana nasib anak-anak? Harus ada solusi segera,” ujar Hendi.

Ia menegaskan, dua guru yang hadir jelas kewalahan mengajar semua kelas. Dibutuhkan langkah cepat dari pihak terkait untuk mengatasi kekosongan tenaga pengajar.

Sementara itu, Kepala Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Dudi Rohdinulhak, menyampaikan pandangan berbeda. Menurutnya, mogok mengajar PPPK paruh waktu tidak berdampak signifikan terhadap jalannya pembelajaran.

“Pembelajaran tetap berlangsung normal seperti biasanya,” singkat Dudi. (Ujang Nandar)

0 Komentar