Oleh karenanya, para dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya berupaya untuk memberikan edukasi pencegahan kekerasan seksual terhadap para disabilitas di SLB Aisyiyah Kota Tasikmalaya. Sedangkan di Kota Tasikmalaya terdapat 419 tuna grahita atau disabilitas intelektual pada tahun 2022. Kalau yang tercatat di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya ada 69 orang penyandang disabilitas.
“Perlunya kita memberikan edukasi kepada perempuan dengan disabilitas intelektual untuk membekali kemampuan adaptif untuk memproteksi diri mereka dari kekerasan seksual,” katanya.
Caranya, Tim Dosen Jurusan Kebidanan dari Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya untuk memfungsikan adaptif individunya dengan pelatihan, games edukasi, pendidikan ataupun pemberian audio visual yang disesuaikan dengan tingkat kognisi penyandang disabilitas intelektual.
Baca Juga:Hotel Santika Tasikmalaya Hadirkan Cita Rasa Merdeka, Special Bundling Soto Merah dan Smoothies Merah PutihDosen Unsil Kenalkan Teknologi Jadwal Salat Digital Otomatis di Masjid Al-‘Ashri Tamansari Tasikmalaya
“Bisa mencegah terjadinya kekerasan seksual khususnya pada perempuan penyandang disabilitas melalui ProUDY Edukasi Game (PEG) yang merupakan sebuah media edukasi berbasis games tentang pencegahan kekerasan seksual,” ujarnya.
Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, Tim Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya pun terlebih dahulu melakukan izin kepada Kepala Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya dan Kepala Sekolah SLB Aisyiyah Kota Tasikmalaya.
Dengan menyasar peserta terdiri dari remaja penyandang disabilitas di SLB Aisyiyah Sebanyak 22 orang. Pelaksana kegiatan pengabdian kepada masyarakat terdiri dari Tim Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.
Lalu saat kegiatan pun disaksikan oleh Kepala Sekolah SLB Aisiyah Kawalu Nurhayati SPd dan para guru SLB Aisyiyah Kawalu sebanyak 4 orang.
Dengan hasil pengetahuan remaja disabilitas sebelum dan sesudah Pendidikan Kesehatan menggunakan ProUDY Game.
Dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan/pemahaman Remaja Disabilitas tentang pencegahan kekerasan seksual sebelum diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 13 orang atau 59,1 persen dengan kategori baik, 6 orang atau 27,3 persen dengan kategori Cukup dan 3 orang 13,6 persen dengan kategori kurang.
“Rata-rata nilai remaja disabilitas tentang pencegahan kekerasan seksual sebelum dilakukan pendidikan kesehatan adalah 70,1 poin,” katanya.
Baca Juga:Meriahkan HUT RI ke-80, Alhambra Hotel & Convention Tasikmalaya Hadirkan Kids ArtVentureDua Mahasiswa UMB Tasikmalaya Jadi Tulang Punggung Jaringan Wireka Sambil Raih Gelar Sarjana Tepat Waktu
Sedangkan setelah mendapat pengetahuan remaja disabilitas dengan pendidikan kesehatan menggunakan ProudY Game dapat dilihat tingkat pengetahuan atau pemahaman Remaja Disabilitas tentang pencegahan kekerasan seksual setelah diberikan pendidikan kesehatan adalah sebanyak 17 orang atau 77,3 persen dengan kategori baik, 5 orang atau 22,7 persen dengan kategori cukup dan 0 orang atau 0 persen dengan kategori kurang.