Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Tingkatkan Pengetahuan Disabilitas Dalam Pencegahan Kekerasan Seksual

PENGABDIAN
Tim Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya berfoto bersama guru dan siswa SLB Aisyiyah Kawalu Kota Tasikmalaya, Selasa, 22 Juli 2025.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tim Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan pengetahuan remaja disabilitas tentang pencegahan kekerasan seksual di SLB Aisyiyah Kawalu Kota Tasikmalaya, Selasa, 22 Juli 2025.

Dengan tema pengabdian kepada masyarakat mengenai Stop Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Penyandang Disabilitas dengan ProUDY Games di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya. Dilaksanakan oleh Sri Gustini SST MKeb, Nunung Mulyani, APP Mkes dan Sariestya Rismawati SST MKeb.

Lalu melibatkan mahasiswa Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yaitu Nanda Salma Arlisa, Aisyah Melani dan Denis Sundari.

Baca Juga:Hotel Santika Tasikmalaya Hadirkan Cita Rasa Merdeka, Special Bundling Soto Merah dan Smoothies Merah PutihDosen Unsil Kenalkan Teknologi Jadwal Salat Digital Otomatis di Masjid Al-‘Ashri Tamansari Tasikmalaya

Ketua Tim Pengabdian kepada masyarakat Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Sri Gustini SST MKeb, mengatakan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan salah satu dari tridharma perguruan tinggi yang dilakukan oleh dosen Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya setiap tahunnya.

Oleh karena, tahun ini melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk memberikan edukasi kepada penyandang disabilitas khususnya Perempuan dengan menggunakan ProUDY Game sebagai media yang merupakan inovasi hasil dari penelitian, di SLB Aisyiyah Kawalu Kota Tasikmalaya.

“Intinya untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada remaja khususnya remaja putri,”katanya kepada Radar, Selasa (12/8/2025).

Di pandang perlu, karena golongan yang paling berisiko mendapatkan pelecehan dan kekerasan seksual adalah perempuan penyandang disabilitas. Berdasarkan pada Catatan Tahunan Kekerasan Terhadap Perempuan Tahun 2020 menunjukkan bahwa 77 perempuan penyandang disabilitas mengalami kekerasan seksual yang didominasi oleh disabilitas intelektual sebanyak 45 persen.

Bahkan hasil penelitian Byrne (2017) dan Phasha (2012) menyatakan bahwa individu dengan intellectual disability berisiko tiga kali lebih tinggi menjadi korban kekerasan seksual dibandingkan dengan individu normal.

“Sedangkan data terbaru berdasarkan Open Data Kota Tasikmalaya Tahun 2023, ada105 kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, 70 kasus di antaranya merupakan kasus kekerasan seksual yang menimpa anak,”ujarnya.

Artinya, kasus kekerasan kepada perempuan dan anak yang disabilitas, karena keterbatasan dalam kemampuan intelektual serta rendahnya mobilisasi dan akses untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan seksualitas dan kesehatan reproduksi. Hal tersebut menyebabkan rentannya perempuan penyandang disabilitas menjadi korban kekerasan seksual.

0 Komentar