Terkait aplikasi Simadu, Iqbal menjelaskan bahwa inovasi tersebut memudahkan kader posyandu mencatat data kesehatan warga di mana selama ini pencatatan masih dilakukan secara manual.
“Jadi untuk ke Dinas KB itu bisa difasilitasi dulu di situ baru nanti dibuatkan format yang hasilnya bisa diprint dan discan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerja Sama Umtas, Lilis Lismayanti MKep, menyatakan bahwa kolaborasi seni dan teknologi yang diusung mahasiswanya sejalan dengan visi Umtas untuk unggul di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Pihaknya senantiasa mendorong integrasi berbagai disiplin ilmu di lingkungan kampus.
Baca Juga:Dosen Unsil Kenalkan Teknologi Jadwal Salat Digital Otomatis di Masjid Al-‘Ashri Tamansari TasikmalayaMeriahkan HUT RI ke-80, Alhambra Hotel & Convention Tasikmalaya Hadirkan Kids ArtVenture
“Seni itu kan bukan sekadar teater, seni itu sebetulnya sains. Di semua tatanan kita mengintegrasikan. Maka dari itu melalui KKN ini diharapkan kita mengintegrasikan prodi-prodi yang ada di kampus ini. Jadi kami punya prodi kesehatan, pendidikan, dan teknologi, nah kita kombinasikan di sana,” jelasnya.
Ia menambahkan, penampilan teater para mahasiswa merupakan bentuk implementasi nyata dari ilmu yang mereka pelajari.
Melalui kegiatan KKN ini, Umtas berharap dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, termasuk meningkatkan literasi kesehatan melalui digitalisasi data.
“Android itu kan sudah menjadi candu, hampir tidak ada orang yang tidak menggunakan gadget, maka dari itu bagaimana caranya supaya posyandu itu menjadi sesuatu yang menarik buat kader,” ujarnya.
Dengan adanya inovasi tersebut, Lilis berharap KKN tidak hanya berdampak saat kegiatan berlangsung, tetapi juga setelahnya, melalui pemanfaatan produk yang diciptakan mahasiswa. Ia menuturkan, aplikasi Simadu dikembangkan oleh salah satu dosen Umtas dan diajarkan kepada mahasiswa.
“Ini betul-betul produknya Umtas dan nanti servernya juga Umtas yang punya. Jadi masyarakat yang berada di Kota Tasik, bukan hanya Kawalu kita fasilitasi,” katanya.
Lilis menambahkan, aplikasi ini pada tahap awal pernah diuji coba di Kahuripan, Kecamatan Tawang, namun belum berkesinambungan. Saat ini, aplikasinya telah diperbarui dan akan dicoba kembali di Kersamenak. “Fiturnya hanya sistem informasi, tapi di situ ada media edukasi,” katanya. (Fitriah Widayanti)