Mahasiswa Umtas Edukasi Pencegahan Stunting Lewat Teater dan Digitalisasi Posyandu

TEATER
Sejumlah mahasiswa Umtas menampilkan pertunjukkan teater untuk mengedukasi warga terkait pentingnya pencegahan stunting, Sabtu (9/8/2025). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) yang tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di wilayah Kelurahan Kersamenak, Kecamatan Kawalu, menggelar kegiatan Seni Teater ASI dan Digitalisasi Posyandu (Senandung), Sabtu (9/8/2025).

Kegiatan yang dilaksanakan di aula kelurahan ini menampilkan teater bertajuk Sagala ASI atau Sasar Gizi Ibu, Lahir Anak Sehat dengan ASI.

Melalui pementasan tersebut, para mahasiswa mengedukasi masyarakat mengenai upaya pencegahan stunting sejak masa kehamilan, di antaranya dengan memberikan makanan bergizi untuk ibu hamil, lalu setelah melahirkan memberikan ASI eksklusif agar anak lahir sehat dan terhindar dari risiko stunting.

Baca Juga:Dosen Unsil Kenalkan Teknologi Jadwal Salat Digital Otomatis di Masjid Al-‘Ashri Tamansari TasikmalayaMeriahkan HUT RI ke-80, Alhambra Hotel & Convention Tasikmalaya Hadirkan Kids ArtVenture

Selain pementasan teater, para mahasiswa juga menggelar workshop Digitalisasi Posyandu atau Pencatatan Digital untuk Cegah Stunting. Pada kesempatan ini, mereka meluncurkan aplikasi Simadu atau Sistem Informasi Posyandu.

Ketua KKN Kelompok 1 Kelurahan Sukamenak, Muhammad Iqbal Fajar Setiawan, menjelaskan bahwa penggabungan seni dan teknologi dalam edukasi kesehatan merupakan hal baru. Menurutnya, format teater dipilih berdasarkan riset yang dilakukan selama KKN.

“Sebenarnya masyarakat itu sudah bosan dengan ceramah tentang penanganan stunting. Kita riset apa yang disukai oleh masyarakat, ternyata mereka suka yang ada drama-dramanya,” ujar Iqbal.

Pementasan tersebut disambut antusias oleh warga. Sorak-sorai terdengar saat mahasiswa menampilkan adegan demi adegan. Iqbal menuturkan, ide cerita teater diambil dari hasil pengamatan mereka terhadap masyarakat setempat yang dinilai masih kurang dalam memberikan ASI eksklusif.

“Anak 0-2 tahun itu wajib diberikan ASI eksklusif karena itu masanya golden age sampai 1000 hari pertama. Dengan ini kami ingin menyadarkan para ibu lewat edukasi yang berbentuk teater,” jelasnya.

Ia menambahkan, berdasarkan data yang ia peroleh menunjukkan bahwa masih banyak anak di Kelurahan Kersamenak yang menderita gizi kronis.

Kondisi ini, kata Iqbal, dipicu oleh pola makan dan pola asuh yang kurang memperhatikan peran ayah dalam pengasuhan anak.

Baca Juga:Dua Mahasiswa UMB Tasikmalaya Jadi Tulang Punggung Jaringan Wireka Sambil Raih Gelar Sarjana Tepat WaktuDOKU Luncurkan PayChat, Inovasi Pembayaran dalam Percakapan WhatsApp

“Jadi balik lagi ke pola makan sama pola asuh ayahnya mungkin di mana masih banyak yang kurang berperan dalam pengasuhan anak,” tuturnya.

0 Komentar